Pemerintah Tak Usah Klaim Berlebih Atas Kalung Anti COVID-19
Kalung anti COVID-19 ala Kementan. (Foto: Kementerian Pertanian)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjadi sorotan publik setelah memperkenalkan kalung yang diklaim mampu mencegah COVID-19 karena mampu membunuh 80 persen virus corona.

Menanggapi hal itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengingatkan agar pemerintah tidak melakukan klaim secara berlebihan terhadap penemuan terkait COVID-19.

"Kita mesti saling mengingatkan untuk tidak melakukan over claim. Kalau kita menempatkan satu substansi suplemen sebagai meningkatkan kebugaran, itu hendaknya tidak buru-buru diklaim sebagai antivirus," kata Amin dalam diskusi MNC Trijaya, Sabtu, 11 Juli.

Amin mengatakan, khasiat eucalyptus yang menjadi bahan utama kalung anti COVID-19 seharusnya diuji dengan prosedur yang berlaku terlebih dahulu sehingga masyarakat tak memiliki ekspektasi tinggi terhadap kalung tersebut.

Ia melanjutkan, jika ada bahan alam yang ingin dikembangkan lebih lanjut menjadi obat modern, harus dipastikan akan bermanfaat dalam penyembuhan COVID-19.

Contohnya, suplemen yang disebut bisa membantu penyembuhan COVID-19. Suplemen memang terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sementara, proses penyembuhan COVID-19 akan lebih cepat jika pasien memiliki kadar imunitas yang tinggi.

"Obat pasti ada manfaatnya, tapi tidak bisa diklaim terlalu tinggi sehingga masyarakat dapat menyikapinya dengan benar, tidak mengekspektasikan secara berlebih," ungkap dia.

Dikritik DPR

Seperti diketahui, kalung anti COVID-19 buatan Kementerian Pertanian (Kementan) dipertanyakan manfaatnya. Kalung ini menjadi perbincangan dalam dapat kerja Komisi IV DPR. Anggota yang hadir mempertanyakan produk tersebut kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang hadir di dalam rapat tersebut.

Anggota Komisi IV Mindo Sianipar dari fraksi PDIP mengaku, tidak begitu yakin bahwa kalung tersebut memiliki khasiat yang manjur untuk membunuh virus COVID-19. Mindo mengingatkan, Kementan untuk berhati-hati karena dalam menyampaikan informasi kepada publik.

"Nanti buat statement, nanti di-bully. Seperti sekarang ini Bapak mendapatkan informasi dari staf Bapak, apa itu kalung antivirus itu. Secara teknologi, tidak yakin saya itu Pak terkait teknologi antivirusnya itu," tuturnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pertanian, Selasa, 7 Juli.

Setelah terus dicecar, Kementan menjelaskan, kalung berbahan kayu putih atau eucalyptus ini hanya bisa mencegah virus corona bukan COVID-19.

Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengatakan, pengujian produk ini dilakukan bukan terhadap virus yang jadi penyebab COVID-19 melainkan terhadap virus corona lain yang modelnya sudah dimiliki laboratorium tersebut.