Sedang memuat podcast...

Kalung anti COVID-19 yang dibuat oleh Kementerian Pertanian (Foto: Website Kementerian Pertanian)

Bagikan:

JAKARTA - Semua negara, para peneliti, dan banyak orang yang saling berlomba menemukan obat, vaksin, atau penyembuh jenis apapun untuk COVID-19. Berbagai penelitian sampai klaim tanpa dasar dijadikan materi untuk menguatkan promosi. Indonesia pun tak ketinggalan berusaha menemukan solusi.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) akan memproduksi massal Kalung Eucalyptus pada Agustus mendatang. Sejak minggu lalu, inovasi ini marak diberitakan, memunculkan polemik antara dukungan untuk temuan anak bangsa dan olokan atas temuan tanpa uji klinis.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa kalung Eucalyptus merupakan kalung antivirus corona. Bila dipakai 15 menit, dikatakan bisa membunuh 42 persen virus COVID-19 atau corona. Sedangkan bila dipakai setengah jam, dapat membunuh 80 persen virus tersebut. Hal ini dikatakannya saat konferensi pers di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Jumat, 3 Juli 2020 dan ditayangkan melalui channel YouTube Kementerian Pertanian RI.

Namun, hal ini berbeda dengan yang dikatakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balibangtan) Kementan, Fadjry Djufry pada konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Bogor hari Senin tanggal 6 Juli kemarin. Dalam video yang diunggah oleh channel YouTube KompasTV, ia mengaku bahwa kalung ini tidak diklaim antivirus. Izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga tidak menyebut demikian.

Bukan hanya kalung yang sudah dipatenkan sebagai aksesoris kesehatan, Kementan juga siap memasarkan beberapa produk lain seperti roll on dan inhaler dengan izin dari BPOM sebagai jamu. Ada pula balsem dan oil diffuser yang belum dipatenkan. Semua produk ini berbahan dasar yang sama, yakni Eucalyptus. 

Tak hanya di Indonesia, di luar Indonesia pun banyak produk yang beredar dengan klaim tak berdasar sejak awal pandemi COVID-19 ini menyerang dunia. Dikutip dari New York Times, ada ratusan situs e-commerce yang bermunculan setiap hari untuk menjual produk antivirus COVID-19. Banyak diantaranya yang ditutup karena membuat klaim berlebihan atau menjual produk yang tidak nyata.

Siniar VOI kali ini akan membahas tentang kontroversi kalung antivirus corona dari Kementan dan beberapa produk dengan manfaat sama yang pernah dikomersilkan. Silakan tekan tombol dengarkan dan kami akan bercerita untuk Anda.