JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyatakan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyumbang emisi karbon terbesar dalam perusakan atmosfer. Bahkan, persentasenya lebih dari 50 persen.
"Karhutla ini sebenarnya menyumbang emisi karbon paling besar di kerusakan atmosfer akibat perubahan iklim," ucap Siti kepada wartawan, Rabu, 15 September.
Dicontohkan, jika emisi karbon tercatat di angka 900 juta, maka, lebih dari setengahnya berasal dari karhutla. Sisanya, terbagi menjadi hal-hal lain semisal emisi gas kendaraan.
"Kalau karbonnya 900 juta, yang merusak itu kira-kira 486 juta itu asalnya dari karhutla. Jadi 50 persen lebih," kata dia.
Karena itu, Siti menyambut baik peluncuran aplikasi ASAP Digital (Analisa Pengendalian Karhutla Digital) oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebab, aplikasi itu dapat mencegah terjadi kebakaran hutan yang menjadi permasalahan menahun.
"Bagi kita ini justru satu kebanggaan dan membuktikan bahwa karhutla ini ditangani dengan serius," kata dia.
BACA JUGA:
Ada pun, ASAP Digital Nasional menyempurnakan dan mengintegrasikan berbagai aplikasi yang telah ada sebelumnya di beberapa daerah antara lain Lembuswana Kalimantan Timur, Hanyakeun Musuh Kalimantan Tengah, Bekantan Kalimantan Selatan, Lancang Kuning Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Utara, Songket Sumatera Selatan, ASAP Digital Jambi, Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Satelit LAPAN.
Teknologi ASAP digital nasional tahap pertama sudah terpasang 28 titik CCTV di 10 Polda rawan karhutla yaitu Polda Jambi, Sumsel, Polda Aceh, Polda Sumut, Polda Riau, Polda Polda Kalsel, Polda Kalteng, Polda Kalbar, Polda Kaltim dan Polda Kaltara.
Sedangkan untuk tahap kedua pada bulan Desember 2021, rencananya akan dipasang kembali 40 titik CCTV pada 10 Polda yang sudah terpasang CCTV sebelumnya ditambah dengan 3 Polda rawan karhutla lainnya yaitu Polda Kepri, Polda Sultra, dan Polda Papua.
ASAP digital nasional memiliki berbagai keunggulan yaitu, CCTV Live Auto monitoring, di mana kamera CCTV yang terpasang memiliki kemampuan High Definiton dan mampu memantau 360 derajat dengan jangkauan 4 Km dan cakupan radius 8 Km serta dapat menjangkau lahan seluas 5.026 Ha.
Manual zoom sebanyak 40 kali dan bisa memutar rekaman dalam dua bulan terakhir, sensor yang bisa menampilkan suhu udara, kualitas,
dan kelembapan udara, data titik api yang update setiap 5 menit menyesuaikan data update satelit LAPAN, data prakiraan cuaca, data informasi terkait peta lahan perusahaan, sumber air, dan batas desa dan posisi pergerakan personel untuk mengetahui posisi petugas yang terdekat dari titik api.