Menteri LHK Tekankan Pentingnya Ekonomi Biru untuk Penurunan Emisi Karbon
Siti Nurbaya/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan ekonomi biru dalam ekosistem pesisir akan berperan dalam upaya peningkatan capaian penurunan emisi karbon atau gas rumah kaca (GRK) seperti tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

"Saya melihat bahwa blue economy dan pengembangan wilayah pesisir ini akan sangat berarti di dalam peningkatan NDC dan penurunan emisi karbon," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam diskusi virtual terkait karbon biru diikuti di Jakarta, Senin 18 April.

Siti mengatakan dilihat dinamika respons terhadap persoalan emisi karbon, dunia usaha dan masyarakat memiliki harapan yang cukup besar untuk berkontribusi dalam usaha penurunan emisi GRK.

Hal itu dapat dilihat dari antusiasme publik dan keinginan untuk bekerja sama dalam pemanfaatan karbon dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Secara khusus Siti menyoroti potensi karbon dan non-karbon yang dimiliki ekosistem pesisir dan perairan. Dia menyebut masih banyak yang bisa digali terkait potensi karbon biru atau blue carbon yang dimiliki oleh kedua ekosistem tersebut.

Kementerian LHK sendiri telah mengidentifikasi mangrove yang masuk dalam ekosistem pesisir sebagai salah satu faktor penting mencapai penyerapan bersih atau net sink karbon sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FoLU) pada 2030.

Indonesia sebagai negara kepulauan juga mendorong pengembangan ekonomi biru yang mengusung keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Ekonomi biru sendiri telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Indonesia 2005-2025.

Telah dilakukan juga identifikasi untuk mengaitkan ekonomi biru dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) seperti pada target 14 untuk pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.

"Seperti saya bilang tadi bahwa ada manfaat yang sangat baik di wilayah pesisir ini, baik karbon maupun non-karbon. Tetapi lalu bagaimana kontribusi dunia usaha dan masyarakat secara umum," ujarnya dikutip Antara.