Berbicara 90 Menit di Telepon, Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping Ingin Hindari Konflik
Ilustrasi Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden. (Wikimedia Commons/U.S. Department of State)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara melalui telepon dengan koleganya Presiden China Xi Jinping sekitar 90 menit pada Hari Kamis, seorang pejabat senior AS mengatakan, dengan kedua pemimpin membahas perlunya menghindari pembiaran persaingan antara dua ekonomi terbesar dunia berubah menjadi konflik.

Hubungan antara Washington dan Beijing tengah berada pada titik terendah dalam beberapa dekade terakhir. Panggilan telepon kemarin merupakan yang kedua sejak Joe Biden menjabat Januari lalu.

Sebuah pernyataan Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin memiliki diskusi luas dan strategis, termasuk bidang di mana kepentingan kedua negara bertemu, dan bidang di mana kepentingan, nilai dan perspektif kedua berbeda.

Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim dan COVID-19, kata pejabat senior Amerika Serikat, mengutip Reuters Jumat 10 September.

Media pemerintah China mengatakan, percakapan itu terus terang dan mendalam, menambahkan Presiden Xi Jinping mengatakan kebijakan AS di China menimbulkan kesulitan besar pada hubungan antara keduanya.

Laporan China menambahkan, kedua belah pihak sepakat untuk menjaga kontak yang sering dan meminta tim tingkat kerja untuk meningkatkan komunikasi kedua negara.

Setelah panggilan telepon pertama, pejabat kedua negara beberapa kali menggelar pertemuan tingkat tinggi, menghasilkan sedikit kemajuan dalam banyak masalah, mulai dari perubahan iklim, hingga hak asasi manusia, dan transparansi tentang asal usul COVID-19.

Selama bulan-bulan berikutnya, kedua belah pihak saling 'serang' satu sama lain, saling melontarkan kritik yang tajam di media, termasuk kritik tidak menegakkan kewajiban internasional, hingga menjatuhkan sanksi pada pejabat masing-masing.

"Presiden Joe Biden menggarisbawahi kepentingan abadi Amerika Serikat dalam perdamaian, stabilitas serta kemakmuran di Indo-Pasifik dan dunia dengan kedua pemimpin membahas tanggung jawab kedua negara untuk memastikan persaingan tidak mengarah ke konflik," tandas pernyataan itu.