Polda Metro Sebut WN Iran Licin, Mengecoh X-ray Sampai Petugas Bandara Meski Membawa Narkoba
Rilis kasus narkoba oleh 2 WNA di Polda Metro Jaya (Foto: Rizky Adytia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sindikat peredaran narkoba jaringan Iran yang menyelundupkan sabu setengah jadi berbentuk gel dianggap sangat mahir. Sebab, mereka bisa mengecoh mesin x-ray ketika sabu itu dikirim dari Turki ke Indonesia.

"Bahan baku itu 80 persen mengandung amenfetamine namun dilapisi oleh benda lain, digulung oleh benda segala macem sehingga tidak terdeteksi x-ray lagi di bandara," ucap Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa kepada wartawan, Kamis, 9 September.

Bahkan, kata Mukti, sindikat ini sudah benar-benar memahami cara-cara mengantisipasi agar sabu setengah jadi yang mereka tak terdeteksi. Selain itu, mereka pun berdalih kepada petugas jika paket itu merupakan makanan.

Karena itu, ditegaskan pengungkapan kasus ini merupakan hasil pengembangan yang panjang. Artinya, pihaknya mengumpulkan informasi sekecil apapun hingga mengarah kepada sindikat tersebut.

"Ini murni pengungkapan dari bawah bukan lagi pengungkapan dari x-ray," kata Mukti.

Menambahkan, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebut sindikat ini sangat rapih dalam beraksi. Hanya, dia tak akan menyampaikan secara rinci teknis sindikat tersebut bekerja.

Alasannya, hal itu merupakan ranah penyidikan. Terlebih, dikhawatirkan ditiru oleh pelaku-pelaku lainnya.

"Jadi ada satu teknis yang digunakan untuk mengelabui x-ray yang ada sehingga tertutup rapi sekali," singkat Yusri.

Sebelumnya, Polisi mengungkap modus baru yang digunakan sindikat peredaran narkotika jenis sabu jaringan Internasional asal Iran. Mereka menyelundupkan sabu setengah jadi yang berbentuk gel.

Dalam kasus ini, dua warga negara asing (WNA) asal Iran pun ditangkap. Mereka berinisial BF dan FS. Para tersangka ini mendapat sabu setengah jadi itu dari jaringannya yang berada di Turki.

Tak hanya menyelundupkan, mereka juga mengolah sabu setengah jadi itu hingga siap edar. Dalam proses pengolahan, mereka menggunakan rumah mewah di kawasan Kelapa Dua, Tangerang Selatan, sebagai penyamaran.