JAKARTA - Pemerintah menyetujui rencana China untuk membangun vaksin di Indonesia. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pabrik vaksin China rencananya akan beroperasi pada April 2022.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, mewanti-wanti agar rencana pembangunan pabrik vaksin China tersebut tidak mengganggu dan mengalahkan prioritas industri vaksin dalam negeri. Terlebih, vaksin Merah Putih dijadwalkan juga bakal mulai diproduksi pada April-Mei 2022.
"Jangan sampai semangat kemandirian vaksin lewat vaksin Merah Putih dikalahkan agenda investasi dari luar negeri. Semangat berdikari atas vaksin, obat-obatan dalam negeri, disebut menjadi prioritas oleh Presiden Joko Widodo," ujar Mufida dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 8 September.
Mufida pun mengingatkan Menko Marves Luhut soal Presiden Jokowi telah mengeluarkan Inpres No 6 Tahun 2016 tentang Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Menurutnya, semangat dari Inpres ini adalah prioritas dalam pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan termasuk vaksin dari dalam negeri.
"Ingat, yang ada hanya visi misi Presiden, tidak ada visi misi menteri. Sebab itu, semangat berdikari industri farmasi dalam negeri harus didahulukan," tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
BACA JUGA:
Apalagi, sambung Mufida, Bio Farma sebagai BUMN produsen vaksin telah diakui dunia. Bahkan, kata dia, negara-negara OKI belajar soal vaksin ke Bio Farma.
Mufida menyebutkan, dari 57 negara OKI, hanya 7 yang memiliki pabrik vaksin. Dari jumlah tersebut hanya 2 yang tersertifikasi WHO yakni Senegal dan Bio Farma.
"Saat ini, Bio Farma sudah mengekspor vaksin ke 145 negara, 50 di antaranya negara OKI. Artinya negara kita jadi rujukan vaksin oleh dunia. Ini momentum dengan pengembangan vaksin Merah Putih,†pungkas Mufida.