JAKARTA - Posko Ante Mortem RS Polri Kramat Jati siang tadi didatangi sejumlah keluarga korban dari total 41 orang korban warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang meninggal akibat kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang.
Hingga Rabu 8 September sore, warga terus berdatangan dengan raut wajah rata-rata menahan kesedihan mendalam. Sebelum masuk menyerahkan bukti ke tim DVI Polri, keluarga korban wajib mengikuti swab antigen.
Sri Maryati Ulfa, salah satu keluarga yang mencari kepastian atas adiknya turut mendatangi pos Ante Mortem RS Polri.
"Kedatangan saya kesini untuk memastikan jenazah itu benar engga, soalnya terdata adik saya ada di situ (lapas). Nama adik saya Marzuki alias Kinoy. Dia ditahan di Blok C2, Lapas Tangerang yang terbakar itu," katanya kepada VOI, Rabu 8 September.
Sri mengatakan dirinya mendapatkan informasi atas peristiwa kebakaran dari kanal Youtube.
"Justru dapat info dari youtube, belum dapat info dari RS di Tangerang. Saya bawa foto dia dan KK kesini untuk memastikan," katanya.
Sri mengaku datang bersama orangtua Marzuki alias Kinoy. Kedatangannya untuk memastikan bahwa salah satu jasad WBP yang meninggal itu adik kandungnya atau bukan.
"Ini belum tahu ya, mudah - mudahan bukan ya. Tapi aku lihat data yang meninggal itu ada adik aku. Dari data aja soalnya di blok ada nama-namanya. Tadi disuruh kesini sama polisinya yang disana," ujarnya.
Sri membawa bukti dokumen Kartu Keluarga (KK) dan KTP milik Marzuki.
BACA JUGA:
"Tadi sudah diserahkan dan dikirim ke email Crisis Center. Itu sudah musibah, Marzuki punya anak 1," katanya.
Pihak kepolisian tim DVI Polri juga mencantumkan kontak center DVI ke email [email protected]. dengan tujuan keluarga korban meninggal dapat segera mendatangi pos Ante Mortem RS Polri.
Tak jauh berbeda dengan Sri, Febi Dwi Jayanti datang dari Tangerang ke RS Polri untuk memastikan nama kakak kandungnya bernama Ferdian Perdana bin Sukriyadi di RS Polri.
Febi menceritakan, Ferdian sudah mendekam di Lapas Tangerang selama 5 tahun.
"Tidak ada firasat. Keluarga meminta pertanggungjawaban ke Lapas, menagih janji memberikan santunan dan bantuan untuk pemakaman para korban," kata Febi.
Ia mengatakan, dirinya mendapatkan kabar dari orangtuanya. Kemudian kabar itu diperkuat dari informasi teman Ferdi yang ada di Lapas.
"Jadi dia menyampaikan ke salah satu temen saya, minta tolong untuk mengabari keluarga Ferdi, kalau si Ferdi ini jadi korban meninggal dunia kebakaran Lapas. Kita disuruh langsung ke lapas, pihak kepolisian lagi nunggu. Kalau kelamaan takutnya dikubur massal," katanya.