Bagikan:

JAKARTA - Upik Hartati, tak menyangka buah hatinya menjadi salah satu korban kebakaran maut di Lapas Kelas 1 Tangerang, Rabu 8 September, kemarin.

Padahal kata Upik, dirinya sempat melakukan video call dengan anaknya beberapa jam sebelum kejadian kebakaran terjadi. Pihak keluarga berharap agar jenazah korban dapat cepat teridentifikasi.

"Malam sebelum kejadian sempat video call, bertanya kabar aja. Video call di dalam lapas, putra saya Rizkil Hairi. Sudah 2 tahun (ditahan), mau berkunjung kan belum boleh. Dia gak cerita apa-apa, (hanya) biasa dia minta uang," katanya kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis 9 September.

Upik tak menyangka buah hatinya itu menjadi salah satu korban tewas di Lapas Kelas 1 Tangerang.

"Saya lihat berita, saya langsung jalan ke lapas dan datanya ada. Petugas bilang anaknya ada di 41 korban, anak saya di Blok C," terang Upik, warga Pasar Minggu.

Belakangan diketahui, Rizkil merupakan warga binaan dalam kasus narkotika. Dia merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Rizkil rencananya akan bebas pada 18 bulan mendatang.

"Anak saya di vonis 5 tahun. Sudah hampir 2 tahun jalanin (hukuman), sisa hukuman tinggal 1,5 tahun lagi. Kita pengennya anak selamat, engga tahunya kayak gini," kenangnya.

Keluarga berharap agar jenazah korban segera teridentifikasi dan cepat dimakamkan. Upik juga sudah menyerahkan SIM dan Ijazah putranya ke posko ante mortem.

"Dia anak pertama, ada adiknya 4 orang. Mau saya segera di proses, biar anak saya tenang. Keluarga sudah banyak yang datang," ucapnya.

Hingga Kamis sore, posko ante mortem RS Polri Kramat Jati semakin disesaki keluarga narapidana yang menjadi korban kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang.

Keluarga yang datang telah menyerahkan data lengkap korban maupun keluarga yang nantinya akan dicocokan dalam proses autopsi.

Meski demikian, petugas kepolisian tetap mengatur jaga jarak untuk mencegah kerumunan di RS Polri Kramat Jati.