Dinilai Merusak Keindahan Kota, Pemerintah Kota Bogor Batasi Pembuatan Grafiti
Penghapusan grafiti di Kota Bogor/ Foto: Antara

Bagikan:

BOGOR – Warga Bogor, Jawa Barat yang memiliki bakat dan hobi melukis nampaknya kehilangan ruang terbuka untuk menyampaikan pesan melalui grafiti di ruang terbuka. Pasalnya, pemerintah Kota Bogor melalui Dispermukim mulai mengawasi dan menata ulang dengan membersihkan mural yang banyak ditemukan di ruang publik.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim), Juniarti Estiningsih, memberikan atensi penuh terhadap aktifitas yang dianggapnya merusak keindahan Kota Bogor.

Menurut Dedie, selama ini banyak warga, baik kelompok maupun individu yang memiliki bakat seni tetapi tak memiliki medianya.

"Mereka menggunakan fasilitas publik, yang kemudian merusak keindahan kota," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, mengutip Antara, Sabtu, 4 September.

Kebijakan tersebut diawali dengan adanya kegiatan penghapusan grafiti di Jalan Raya Sholeh Iskandar.

"Pembersihan graffiti dilakukan secara bertahap sampai akhir tahun ini, sehingga ke depan tak ada lagi masyarakat yang memiliki bakat dan hobi membuat graffiti. Tidak ada lagi yang mencorat-coret di sembarang tempat," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Kota Bogor sudah memfasilitasi warga yang memiliki bakat atau hobi graffiti dengan menyediakan Taman Graffiti di dekat lapangan Sempur.

"Di Taman Graffiti itu, boleh dipakai untuk membuat kreativitas," tambahnya.

Masih kata Dedie, dinas terkait di Kota Bogor bisa juga membuat kegiatan khusus yang mengakomodasi kreativitas warga pembuat grafiti, untuk membuat gambar dengan tema-tema tertentu.

Pemerintah Kota Bogor, kata dia, saat ini sedang membersihkan mural yang tersebar di ruang publik.

Nanti kalau sudah bersih, mencoba mencari alternatif kegiatan dengan mengajak mereka yang punya hobi membuat graffiti untuk secara resmi turut memberikan pesan-pesan moral kepada masyarakat.

"Temanya bisa COVID-19, pendidikan, seni budaya, atau olahraga," kata Dedie.