Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 turut memukul sektor olahraga secara global. Pasalnya, sektor olahraga ikut berkontribusi sebagai penggerak ekonomi, namun seketika harus mengalami penurunan pendapatan karena industri olahraga harus terhenti sementara.

Menteri Koordinator Perekonomian, sekaligus Ketua Uum PB Wushu Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan, pendapatan global dari olahraga biasanya mencapai 140 miliar dolar AS per tahun. Namun menurutnya, pendapatan olahraga global pada 2020 diperkirakan akan mengalami penurunan hampir sekira 50 persen.

"Sebagai kegiatan ekonomi, biasanya pendapatan olahraga global bisa mencapai 140 miliar dolar AS, tapi di 2020 diperkirakan turun setengahnya hingga hanya sekitar 70 miliar dolar AS," ungkap Airlangga dalam webinar 'Prestasi dan Industri Olahraga di Era New Normal', Selasa 30 Juni.

Lebih lanjut ia mengatakan, liga-liga profesional di seluruh dunia misalnya, banyak yang membatalkan pertandingan. Beberapa cabang olahraga ada yang mulai melangsungkan pertandingan, namun harus tanpa penonton karena situasi pandemi.

Selain itu, kata Airlangga, Olimpiade Jepang 2020 juga ikut tertunda hingga 2021. Jepang pun telah mengalami kerugian karena telah memesan akomodasi, seperti hotel, gedung, dan lainnya, untuk ajang perlombaan level dunia itu

Ia menuturkan, hanya 53 persen dari acara olahraga yang semula dijadwalkan di 2020, yang kemungkinan masih bisa berlangsung di tahun ini. Menurunnya pendapatan olahraga secara global juga dirasakan industri pendukungnya.

"Seperti media, sponsorship dan periklanan, serta penjualan tiket. Indonesia pun sudah mendapat pesanan garmen, pakaian olahraga atau sepatu yang ditunda. Ini tentunya berdampak negatif bagi pendapatan industri olahraga," tuturnya.