JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk mengalami periode buruk di tahun 2020 lalu. Kinerja emiten berkode saham BUMI tersebut anjlok signifikan dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
Dikutip dari laporan keuangan BUMI yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 18 Mei, perusahaan milik konglomerat Aburizal Bakrie ini membukukan pendapatan sebesar 3,68 miliar dolar AS. Capaian itu turun 21 persen dari tahun 2019.
Di sisi lain, BUMI berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi 3,24 miliar dolar AS atau menyusut 19 persen dari 2019. Selain itu, beban usaha BUMI juga turun 9 persen pada 2020 menjadi 205,3 juta dolatr AS
Namun BUMI menderita kerugian sebesar 338 juta dolar AS (sekitar Tp4,9 triliun) pada 2020. Sementara pada 2019, BUMI masih mencatat laba sebesar 6,8 juta dolar AS.
Manajemen BUMI, dalam keterangannya menyebutkan, anjloknya kinerja perusahaan tak terlepas dari sejumlah hal. Seperti harga penjualan rata-rata batubara yang lebih rendah 14 persen, kemudian volume penjualan juga lebih rendah 7 persen.
BACA JUGA:
"Perseroan mencatatkan pendapatan operasional sebesar 230,3 juta dolar AS dan margin usaha sebesar 6,3 persen berkat pengendalian biaya yang ketat dan menjaga produksi mendekati normal meski dalam kondisi yang menantang ini," jelas manajemen BUMI.
Manajemen BUMI menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri dampak pandemi COVID-19 sangat berpengaruh pada kinerja sektor di tahun 2020, namun sinyal pemulihan di sektor batubara mulai terlihat dan berlanjut pada kuartal pertama tahun 2021.
Dengan kembalinya optimisme sektor, dan tren kenaikan harga batubara, manajemen BUMI berharap dapat meningkatkan kinerja yang signifikan di sepanjang tahun 2021.