JAKARTA - Pusat perbelanjaan atau mal di DKI Jakarta telah kembali beroperasi seiring dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Memasuki pekan kedua, pengunjung mal tercatat mengalami peningkatan hingga 40 persen.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, meski mengalami peningkatan namun belum siginifikan. Hal ini karena pengunjung mal juga dibatasi di masa pandemi COVID-19.
"Kalau kita lihat hasil kemarin dari awal sampai sekarang memang ada peningkatan. Walaupun peningkatan itu pelan, tapi keliatan sekali ada peningkatan. Awal hanya 20 persen yang datang, minggu ini kita lihat sudah 30-40 persen. Jadi memang ada peningkatan," tuturnya, dalam acara Special Dialogue IDX Channel, Kamis, 25 Juni.
Lebih lanjut, Stefanus mengatakan, dengan dibukanya kembali mal di masa pandemi sudah merupakan langkah yang cukup baik. Sebab, saat diberlakukan PSBB sektor ritel berhenti total hingga menyebabkan kerugian.
"Yang penting kita sudah mulai bergerak dan semua roda ekonomi bergerak, karyawan sudah mulai masuk lagi, dan sudah mendapatkan kembali gajinya dan supplier sudah mulai memasukkan barang ke toko, saya kira itu permulaan yang baik," jelasnya.
Menurut Stefanus, sepinya pengujung juga dianggap wajar. Sebab, jika berkaca pada beberapa tahun sebelumnya terkait pasar ritel, setelah Hari Raya Idul Fitri memang merupakan masa sepi dan berpengaruh terhadap penjualan yang ada di mal.
BACA JUGA:
Stefanus mengatakan, pada kondisi saat ini pelaku ritel harus tetap bersabar. Sebab, kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan juga penting dilakukan, mengingat penyebaran COVID-19 masih cukup tinggi. Apalagi, DKI Jakarta adalah episentrum penyebaran virus.
"APPBI sendiri sudah berkomitmen penerapan protokol kesehatan itu akan diperketat. Kami akan berusaha seketat mungkin. Tetapi kalau kami saja yang melakukan itu, saya kira tidak cukup. Pengunjungnya, ritelnya itu harus ikut bersama-sama, karena itu tanggung jawab kita bersama-sama untuk menurunkan wabah COVID-19 ini," ucapnya.
Di samping itu, Stefanus mengatakan, jika semua pihak menjalankan protokol COVID-19 dengan baik maka masyarakat juga akan merasakan berbelanja ke mal itu sesuatu hal yang aman dan menyenangkan.
"Optimismenya harus ada," tuturnya.