Mataram Tambah Satu Hotel untuk Isolasi Terpusat Pasien COVID-19
Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana (kiri) meninjau pemindahan pasien positif COVID-19 tanpa gejala ke Hotel Nutana yang fungsikan sebagai rumah sakit darurat (RSD) penanganan COVID-19/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat menambah fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 dengan memfungsikan satu hotel sebagai rumah sakit darurat.

"Satu tambahan hotel yang kita buka menjadi RSD COVID-19 adalah Hotel Grand Inn di Kecamatan Sekarbela," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, dilansir Antara, Rabu, 18 Agustus.

Menurut dia, rumah sakit darurat (RSD) penanganan COVID-19 di hotel tersebut memiliki 50 kamar perawatan untuk pasien COVID-19 bergejala ringan dan tanpa gejala.

Ia menjelaskan, penambahan RSD penanganan COVID-19 dilakukan untuk memberikan pilihan kepada pasien yang ingin menjalani karantina di fasilitas isolasi terpusat, bukan karena fasilitas yang tersedia di Hotel Nutana dan Hotel Fizz penuh.

"Kita menambah satu RSD COVID-19 bukan karena terjadi lonjakan pasien, tapi kita ingin pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri mengikuti isolasi terpusat," katanya.

Ia menjelaskan, RSD penanganan COVID-19 di Hotel Nutana memiliki 40 tempat tidur dan baru sembilan yang digunakan sementara di Hotel Fizz dari 40 tempat tidur yang tersedia baru 12 yang digunakan.

Wali Kota mengatakan, pemerintah menyediakan lebih banyak fasilitas agar pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri mau menggunakan fasilitas karantina terpusat.

Penempatan pasien COVID-19 di fasilitas isolasi terpusat ditujukan untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 serta memudahkan pengawasan dan penanganan pasien.

"Kami juga telah pastikan fasilitas di RSD COVID-19 memadai untuk kegiatan isolasi terpusat," kata Mohan.

Menurut data tim kewaspadaan COVID-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Selasa (17/8) jumlah akumulatif pasien COVID-19 di Kota Mataram seluruhnya 6.222 orang dengan perincian 5.596 orang sudah sembuh, 200 orang meninggal dunia, dan 426 orang masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri.