Fakta Baru, Tangan Korban Tak Bisa Dikubur Jadi Celah Terungkapnya Pembunuhan Kolong Tol Bekasi
Tersangka memeragakan aksi pembunuhan terapis bekam di kolong tol Bekasi. (Foto: Rizky Sulistio/ VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Panit II Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Reza Pahlevi menjelaskan, dalam reka adegan rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap RSJ (33) di kolong Tol Jatikarya, Jatisampurna, Bekasi, adegan ke-16 dan 17 adalah tempat dimana nyawa korban dihabisi oleh tersangka Muhammad Ali Al Rasyid alias Habib.

"Di adegan 16 dan 17, tersangka menghabisi nyawa korban. Tersangka menghabisi dengan cara memukul. Setelah korban jatuh tersangka mencekik dan membekap mulut korban sampai korban lemas," kata AKP Reza Pahlevi kepada VOI, Jumat 13 Agustus.

Selanjutnya jasad korban diseret oleh pelaku dan dikubur di gundukan tanah dan ilalang.

Ada istilah yang mengatakan, tidak ada kejahatan yang sempurna. Hal itu pun terjadi di tempat kejadian perkara (TKP), dimana korban dikubur untuk menutupi kejahatannya.

Meski seluruh tubuh korban dikubur tanah, pasir dan ilalang, tapi tangan korban masih terlihat sehingga jasad korban dapat ditemukan.

"Pada saat adegan terakhir tersangka merasa ini cukup, ternyata masih keliatan pada saat penemuan di TKP. Jadi di TKP itu masih ada kelihatan tangan korban yang masih muncul tidak tertutupi tanah, pasir dan ilalang itu," ujarnya.

Tersangka memeragakan aksi pembunuhan terapis bekam di kolong tol Bekasi. (Foto: Rizky Sulistio/ VOI)

Lebih lanjut, Panit II Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya ini menjelaskan, situasi di TKP pada malam hari sangatlah gelap. Tersangka tidak melihat secara jelas bahwa tubuh korban benar-benar terkubur atau tidak.

"Karena kondisi pada semalam itu gelap, kita sudah cek TKP sebanyak 2 kali. Disini pada malam kurang penerangan. Jadi di TKP itu masih ada kelihatan tangan korban yang masih muncul tidak tertutupi tanah, pasir dan ilalang," ujarnya kembali menambahkan.

Hingga saat ini kasus pembunuhan itu masih ditangani Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya. "Kasus masih kita dalami, apakah direncanakan atau tidak," tukasnya.