Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut lonjakan kasus COVID-19 kini bergeser dari Pulau Jawa-Bali menuju pulau lain selama dua pekan terakhir. Untuk itu dia meminta jajarannya agar merespons cepat pergeseran ini.

"Respon cepat. Kebutuhan kita sekarang adalah respon cepat karena kelihatannya ini terjadi pergeseran lonjakan dari Jawa-Bali menuju ke luar Jawa-Bali," kata Presiden Jokowi saat memimpin Ratas Evaluasi Perkembangan dan Tindak Lanjut PPKM Level 4, Sabtu, 7 Agustus.

Jokowi memaparkan per 25 Juli terjadi peningkatan kasus COVID-19 masih di kisaran 34 persen atau 13.200 kasus secara nasional. Selanjutnya, peningkatan terus terjadi bahkan hingga Jumat, 6 Agustus terjadi penambahan hingga 21.374 kasus positif atau 54 persen.

Lebih lanjut, Jokowi memaparkan ada sejumlah provinsi yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan pada Jumat, 6 Agustus kemarin yaitu Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat. Kepala negara langsung memerintahkan jajarannya termasuk Panglima TNI dan Kapolri untuk mengingatkan anggotanya merespons cepat peningkatan kasus tersebut.

"Saya perintahkan kepada Panglima, Kapolri untuk betul-betul mengingatkan selalu pada Pangdam, Kapolda, dan Danrem, Dandim, Kapolres untuk betul-betul merespon angka-angka yang tadi saya sampaikan. Karena kecepatan dibutuhkan di situ," tegasnya.

Berikutnya, Presiden Jokowi juga memerintahkan daerah untuk cepat merespons jika terjadi peningkatan kasus secara berturut. Salah satu provinsi yang disinggungnya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"NTT hati-hati. Hati-hati NTT karena saya lihat seminggu kemarin NTT (kasus COVID-19, red) masih 886 pada tanggal 1 Agustus. Lalu, 2 Agustus (bertambah, red) 410 kasus baru; tanggal 3 Agustus (bertambah, red) 608 kasus baru; tanggal 4 540 (kasus baru, red). Tetapi lihat di tanggal 6 Agustus kemarin 3.598 (kasus baru, red)," ujarnya.

"Angka-angka yang seperti ini harus direspons cepat," pungkas Jokowi.