Bagikan:

BOGOR - Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor menguatkan tracing untuk mencegah penyebaran sekaligus menekan angka kasus positif COVID-19.

"Satgas memanfaatkan semua pihak terkait melakukan tracing (penelusuran), untuk secepatnya menemukan kontak erat kasus positif. Kontak erat ini secepatnya dilakukan testing dan treatment. Itu kuncinya," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor Bima Arya dikutip Antara, Kamis, 5 Agustus.

Menurut Bima Arya, tugas petugas tracing itu tidak mudah. Dibutuhkan kemampuan khusus dan sistem untuk dapat mencari informasi kontak erat dari warga terpapar COVID-19. "Saat ini ada 263 orang tracer di 25 Puskesmas di Kota Bogor," katanya.

Selain petugas dari Puskesmas, Satgas Penanganan COVID-19 juga menambah tenaga tracing dari anggota Kepolisian dan TNI, yakni Babinkamtibmas dan Babinsa, untuk melakukan tugas penelusuran kontak erat.

Bima menjelaskan tugas petugas tracing juga mendata kontak erat dari setiap satu warga terpapar COVID-19, paling tidak mendapatkan 15 orang kontak erat.

Kontak erat dari warga terpapar COVID-19 itu, kata dia, segera dilakukan testing, kemudian diminta menjalani isolasi mandiri. "Hasil evaluasi penanganan COVID-19 di Kota Bogor ini akan disampaikan pada Satgas Penanganan COVID-19 Nasional," katanya.

Sementara itu, Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor Masdalina Pane mengatakan jumlah tenaga tracing atau tracer di Kota Bogor sudah cukup, tinggal bagaimana manajemen kerja tracer di lapangan agar dapat bekerja efisien dan sistematis.

"Kerja tracer harus diperbaiki dan dioptimalisasi agar dapat bekerja secara efisien dan efektif," katanya.

Masdalina Pane yang juga anggota Bidang Penanganan Kesehatan, Satgas Penanganan COVID-19 Nasional ini menambahkan laporan yang akan disampaikan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogot, untuk perbaikan kinerja tracer, sehingga bisa dicapai hasil sesuai yang disyaratkan pemerintah.