BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Dinas Kesehatan. Bima Arya menilai Dinkes lamban dalam penanganan dan antisipasi COVID-19 di kota itu.
"Penanganan COVID-19 banyak yang tidak cepat. Dinas Kesehatan tidak cepat dan sangat lambat dalam menangani COVID-19. Seharusnya, Dinas Kesehatan bisa bergerak cepat," kata Bima Arya di Balai Kota Bogor, dikutip Antara, Rabu, 30 Desember.
Menurut Bima Arya, Dinas Kesehatan lambat dalam penanganan COVID-19 terutama pada proses "tracing, testing, dan treatment, terhadap warga. "Seharusnya Dinkes bergerak cepat dalam melakukan tracing, testing, dan treatment, untuk menekan peningkatan penyebaran kasus positif COVID-19," katanya.
Bima Arya menegaskan dari evaluasi yang dilakukannya akan ada perubahan dan perubahan itu akan diumumkan pada Januari 2021. "Rencana perubahan pada Januari mendatang, fokus saya pada Dinkes," katanya.
Menurut Bima, rencana penanganan COVID-19 pada 2021, meningkatkan pencegahan dan antisipasi, yakni dengan penguatan kerja surveilance serta "tracing, testing,dan treatment".
Pada kesempatan tersebut, Bima menyatakan terus meningkatnya upaya pencegahan penyebaran kasus positif COVID-19, karena kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perlindungan diri sudah menurun. "Saat ini masyarakat sudah banyak yang abai menerapkan protokol kesehatan," katanya.
BACA JUGA:
Penurunan kepedulian dan kesadaran masyarakat tersebut, kata dia, tidak hanya terjadi di Kota Bogor, tapi juga di daerah lainnya. "Saya kemarin ke Bandung dan melihat persoalannya sama saja. Jadi, kepedulian warga yang harus ditingkatkan. Warga harus terus diingatkan. Saya kira kuncinya di situ," katanya.
Berdasarkan data harian penanganan COVID-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor, sampai Rabu, 30 Desember, kasus positif COVID-19 di daerah itu mencapai 5.127 kasus.
Dari jumlah tersebut, kasus positif yang masih sakit (aktif) ada 928 kasus. Sedangkan, penambahan kasus positif pada Rabu hari ini sebanyak 73 kasus.