JAKARTA- Sebuah video yang memperlihatkan dua orang prajurit TNI AU melakukan kekerasan terhadap seorang warga di Merauke, Papua, viral di media sosial.
Kedua prajurit TNI AU tersebut kini sudah diproses hukum oleh POM AU. Sedangkan kondisi korban kini baik-baik saja.
Korban tersebut diketahui bernama Steven, 17 tahun. Pemuda Difabel di kota Merauke ini ternyata memiliki hubungan baik dan akrab dengan salah satu anggota Lanud J.A Dimara (Dma), Merauke, Peltu Deny Zulkarnaen.
"Keakraban mereka telah terjalin sejak 5 tahun lalu, karena Peltu Deni Zulkarnaen memiliki kemampuan berkomunikasi secara linguistik atau bahasa isyarat, dan turut aktif dalam perkumpulan Difabel Kabupaten Merauke," jelas Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang dalam keterangan tertulis dikutip dari era.id, Jumat, 30 Juli.
Pascakejadian tindak kekerasan terhadap Steven yang dilakukan oleh 2 anggota TNI AU pada Senin, 26 Juli lalu, Peltu Deni dan Steven sempat bertemu di salah satu Warung lalapan ayam di jalan raya Mandala Spadem, Merauke.
Sambil menunggu pesanan makan, keduanya terlihat akrab dan saling bercengkrama.
BACA JUGA:
"Pada kesempatan tersebut, Peltu Deni mengajak Steven untuk mau bersekolah lagi, karena Steven pada saat ini sudah putus sekolah sejak beberapa tahun lalu," sambung Kadispenau.
Selain mengajak untuk sekolah lagi, Peltu Deni juga berjanji akan mencarikan pekerjaan buat Steven.
"Setelah mendengarkan nasehat dari Peltu Deni, Steven pun berjanji tidak akan meminum Miras lagi dan mau untuk melanjutkan sekolah," ucapnya.
Tidak hanya itu, Steven juga bertekad akan menjadi anak yang baik dan akan membantu orang tuanya, bahkan Steven berjanji untuk rajin beribadah ke Gereja.
Pada akhir perbincangan, Steven menyampaikan perasaan senangnya dapat berjumpa dengan Peltu Deni dan berharap dapat bertemu kembali untuk melanjutkan perbincangannya.