JAKARTA - Baru-baru ini warganet dikejutkan dengan unggahan akun Facebok @Lynn Agno. Dalam narasi si pengunggah yang disertai video disebutkan kalau vaksin yang berbasis mRNA seperti Pfizer menyebabkan viral shedding.
Viral shedding adalah proses dimana tubuh mengandung partikel virus yang kemudian virus tersebut menyebar ke lingkungan dan menularkannya ke orang lain melalui batuk, bersin, berbicara, makan, dan saat menghembuskan nafas.
Lebih lanjut menurut Agno, sebagaimana dikutip dari turnbackhoaks, Rabu, 28 Juli orang yang divaksin Pfizer menjadi penyebab menularnya virus ke orang yang belum divaksin.
Oleh sebab itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak dekat-dekat dengan orang yang sudah divaksin. "Selain itu Agno juga menyatakan klaimnya tersebut didukung oleh asosiasi dokter garda terdepan dari Amerika," tulis turnbackhoaks.
Terjemahan dari narasi pada gambar di atas: BERITA TERBARU!!! Berdasarkan DOKUMENTASI PERCOBAAN VAKSIN mRNA P/F/I3ER, DOKTER FRONTLINE AMERIKA dan salah satu pendiri teknologi mRNA, LUIGI WARREN, penularan virus sedang terjadi! Ini berarti lonjakan partikel protein akan dilepaskan dari tubuh mereka yang divaksinasi dan akan ditransfer ke yang tidak divaksin melalui “kontak kulit” dan “pernapasan” yang dapat menyebabkan penyakit autoimun. Hati-hati dan hindari orang yang sudah divaksin!
Benarkah klaim ini? Mari kita cek!
BACA JUGA:
Setelah dilakukan penelusuran fakta, klaim Agno Lynn adalah hoaks. Juru bicara vaksin Pfizer-BioNTech, vaksin Pfizer tidak mengandung partikel virus apapun. Sehingga ketika divaksin tidak ada pelepasan virus yang masuk ke dalam tubuh, pun juga tidak bisa menyebarkan virus ke orang lain.
Pusat Pengendalian dan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), masih dari turnbackhoaks menyatakan, viral shedding pada vaksin hanya terjadi jika vaksin tersebut mengandung virus yang dilemahkan.
Sedangkan vaksin Pfizer tidak mengandung virus hidup yang menjadi penyebab COVID-19 dan yang menyebabkan COVID. Sehingga tidak dapat menularkan virus ke orang lain.
CDC melanjutkan, vaksin Covid-19 yang masuk ke tubuh memberikan instruksi kepada sel tubuh untuk membangun protein, bahkan sedikit protein, untuk merangsang imun tubuh.
"Ketika imun tubuh merespon, selanjutnya akan terbentuk antibodi yang dapat melindung tubuh dari virus COVID-19."
Melansir dari situs kesehatan online, Health, mengatakan meski sebuah vaksin mengandung virus yang dilemahkan, sangat jarang sekali terjadi kasus orang yang divaksin menyebarkan dan menginfeksi virus ke orang lain.
"Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Lynn Agno adalah hoaks dan termasuk kategori konten yang menyesatkan," demikian.