Tak Hanya Hoaks, Edukasi Hingga Tingkat Literasi Pengaruhi Edukasi Prokes ke Masyarakat
Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memberikan edukasi mengenai protokol kesehatan (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah tantangan masih dihadapi dalam sosialisasi protokol kesehatan demi mencegah penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia. Salah satunya menyangkut disinformasi. 

Hal ini disampaikan dokter konsultan Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Andi Khomeini Takdir.

"Kendala disinformasi. Jadi berita hoaks memang PR banget. Sampai hari ini hoaks yang terkait bidang kesehatan, kemarin rapat dengan teman-teman media dan KPC PEN, ada sekitar lebih dari 1.000 hoaks selama satu tahun ini," kata Andi dalam acara diskusi virtual, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu, 28 Juli. 

Tantangan lain soal keragaman tingkat pendidikan dan literasi yang menimbulkan perbedaan dalam penerimaan informasi serta kejenuhan masyarakat terhadap informasi-informasi seputar pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun.

Guna menghadapi tantangan-tantangan tersebut duta perubahan perilaku serta penyuluh harus berusaha menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami dengan memperhatikan segmen masyarakat yang menjadi sasaran program edukasi.

"Edukasi itu coba disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai dengan segmen-segmen masyarakat yang kita coba komunikasikan ide itu," katanya.

Ia mengemukakan perlunya pemetaan sasaran edukasi protokol kesehatan dan penerapan strategi edukasi berdasarkan segmen-segmen sasaran edukasi.

Selain itu, menurut dia, perlu ditekankan kepada sasaran program edukasi bahwa penerapan protokol kesehatan serta pembatasan kegiatan masyarakat dapat berujung pada berkurangnya jumlah warga yang sakit karena terserang COVID-19.