Tarif Listrik Tidak Naik, yang Ada Pemakaian di Rumah Meningkat 4,7 Persen
Ilustrasi (Foto: Humas PLN)

Bagikan:

JAKARTA - Banyak masyarakat yang mengeluhkan tagihan listrik membengkak dalam tiga bulan terakhir selama pagebluk COVID-19. Bahkan, ada yang mengira PLN menaikkan tarif listrik secara diam-diam atau melakukan subsidi silang untuk pengguna daya 450 VA dan 900 VA. Namun, faktanya tidak demikian. 

General Manager PLN Unit Induk Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan memaklumi adanya keluhan soal dugaan kenaikan listrik karena suasana kebatinan dari lesunya perekonomian akibat wabah COVID-19, khususnya di Ibu Kota. 

Dari keluhan itu, Doddy mengaku jajaran PLN DKI mengevaluasi konsumsi listrik pelanggan satu per satu. Untuk di DKI, hampir 97 persen keluhan sudah bisa dijawab. Artinya, komplain tersebut bisa dijelaskan dan bisa dipahami. 

"Untuk anggapan bahwa tarif listrik naik, saya tegaskan kembali bahwa tarif listrik itu tidak naik. Lagi pula, tarif listrik tidak naik sejak tahun 2017," kata Doddy dalam diskusi virtual bersama wartawan, Rabu, 10 Juni. 

Faktanya, kata Doddy, listrik yang membengkak dihitung dari jumlah pemakaian pelanggan tiap bulannya. Jika pemakaian listrik di rumah semakin sering dilakukan, otomatis biaya yang dibebankan turut naik. 

Doddy lalu memberi gambaran soal survei konsumsi listrik di Jakarta pada Mei 2020. Survei dilakukan kepada 50 sampel pelanggan dari berbagai sektor. 

"Ini kami padankan dengan Bulan Mei di tahun lalu, tahun 2019, dengan periode hari yang sama," ucap dia. 

Hasilnya, pemakaian listrik dari awal Bulan Mei pada sektor rumah tangga naik sebesar 4,73 persen. Sebaliknya, konsumsi listrik di sektor bisnis turun 11,38 persen, sektor sosial turun 9,52 persen, pemerintah turun 6,9 persen, dan sektor industri turun 15,8 persen. 

Di Bulan Mei, Jakarta sedang menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Masyarakat lebih banyak beraktivitas, belajar, dan bekerja dari rumah. 

Saat PSBB, sejumlah perusahaan dan pusat perbelanjaan juga tutup. Beberapa dari mereka bahkan mengajukan penurunan daya hingga berhenti berlangganan.

"Ini mungkin menjadi penyebab dari banyaknya pelanggan kami yang cukup terkejut menerima tagihan listrik," tutur Doddy. 

Lebih lanjut, bagi konsumen yang masih meragukan pengolahan data PLN, kata Doddy, PLN membuka ruang komunikasi di PLN contact center 123. "Kemudian kita juga membuka channel di Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain," tutupnya.