JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan dua foto ruang IGD rumah sakit di Ibu Kota yang kondisinya berbeda dalam rentang waktu satu bulan, lewat akun Instagramnya.
Pada tanggal 28 Juni, Anies melihat selasar IGD yang dipenuhi pada pasien COVID-19 yang menunggu antrean untuk mendapatkan kamar. Sementara, pada tanggal 26 Juli, selasar IGD tersebut sudah kosong.
Melihat sikap ini, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiludin Ritonga menyebut gambar yang ditampilkan Anies di Instagramnya sudah tepat, meskipun tanpa menyertai data kapasitas rumah sakit.
"Sebab, media Instagram memang kekuatannya menyampaikan pesan melalui foto atau gambar. Sedangkan narasi hanya seperlunya, untuk memperjelas maksud gambar. Jadi, akan aneh kalau ditampilkan gambar tapi masih dibuat narasi yang panjang," kata Jamiludin dalam keterangannya kepada VOI, Selasa, 27 Juli.
Selain itu, kata dia, foto merupakan bahasa universal. Karena itu, penyampaian pesan melalui foto akn mudah dimengerti dan dipahami oleh siapa saja, tanpa terkendala oleh bahasa dan tingkat pendidik.
"Jadi, foto dapat menyampaikan makna atau esensi lebih efektif daripada deskripsi. Karena itu, gambar akn lebih efisien dan efektif menyampaikan informasi dibandingkan kata-kata," ungkapnya.
Diketahui, dalam akun Instagramnya, Anies menjelaskan bahwa dua kondisi IDG yang berbeda berada di RSUD Duren Sawit yang dipotret pada sebulan lalu dan pada tanggal 26 Juli.
"Saat itu RS begitu penuh, bahkan selasar depan IGD pun dipenuhi oleh pasien yg antre masuk ke dalam IGD, kamar rawat inap dan ICU. Kini, selasar IGD itu sudah kosong, pasien dapat langsung masuk ke IGD. Situasi ini serupa di begitu banyak RSUD di Jakarta," ungkap Anies.
BACA JUGA:
Anies bilang, berkat adanya pengurangan mobilitas, kasus COVID-19 di Jakarta terus mengalami penurunan dan InsyaAllah bisa keluar dari masa genting, terlihat dari keterisian IGD berbagai rumah sakit di Jakarta.
"Selama beberapa minggu terakhir memantau dan mengunjungi beberapa RSUD yang ada di Jakarta. Kondisi di rumah sakit kini semakin terkendali karena kapasitas tempat tidur isolasi IGD hingga ICU tersedia," tuturnya.
Anies berharap, pasien yang sembuh dari fasilitas kesehatan semakin banyak, yang masuk semakin sedikit, sehingga beban di fasilitas kesehatan akan terus berkurang.
"Urutannya adalah antrean IGD, lalu kamar rawat inap, dan ICU. Antrean IGD sudah terurai, semoga berikutnya diikuti dengan pelonggaran di kamar rawat inap dan di ICU," ucap dia