Meski Arab Saudi Bolehkan Ibadah Haji, Fachrul Razi Tak Akan Ubah Keputusannya
Ilustrasi ibadah haji (Konevi/Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi akan tetap membatalkan keberangkatan jemaah haji dari Indonesia, meski Arab Saudi memperbolehkannya. Sebab, ketika harus menyesuaikan jadwal keberangkatan kloter pertama pada 26 Juni, waktu yang dibutuhkan untuk persiapan terlalu mepet.

"Kloter pertama kan 26 Juni dan ini tinggal beberapa hari lagi. Katakanlah tinggal 10 hari atau dua minggu lagi. Tidak mungkin kita bisa mengatur langkah-langkah persiapan yang baik," kata Fachrul dalam diskusi secara daring yang ditayangkan melalui platform Zoom, Selasa, 9 Mei.

Kata Fachrul, persiapan yang tidak matang akan berbahaya bagi kesehatan para calon jemaah haji yang akan berangkat di tahun ini. "Yang terjadi nanti justru kita tergesa-gesa, justru ikut menyebarkan masalah COVID-19 ini," ungkapnya.

Baginya, keputusan pembatalan keberangkatan jemaah haji ini sudah melalui perhitungan yang cermat. Ditambah, pemerintah Arab Saudi juga belum memberikan kepastian tentang pelaksanaan ibadah haji di tahun ini. Hal ini bisa dilihat dari tak adanya sambutan bagi jemaah haji yang akan datang, seperti membangun tenda di Arafah maupun Mina.

"Enggak ada persiapan signifikan tersebut. Sehingga, dugaan kami sangat besar kemungkinan (ibadah haji) tidak diselenggarakan," ujarnya.

Belum lagi, jemaah haji perlu melakukan karantina selama 28 hari sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi untuk menjalankan ibadah. Sehingga, dengan kebutuhan waktu tersebut, mustahil keberangkatan kloter pertama haji Indonesia bisa sesuai jadwal. 

"Saya kira itu keputusan yang terbaik, yang sudah kami hitung dengan cermat dan kami diskusikan dengan kedutaan kita yang ada di Arab Saudi dan teman-teman yang kami utus di Arab Saudi," tegas Fachrul.

Dia memahami, dengan dibatalkannya pemberangkatan jemaah haji tahun ini, akan berpengaruh pada jadwal keberangkatan tahun berikutnya. Karenanya, Fachrul akan mengusahakan tambahan kuota haji kepada pemerintah Arab Saudi untuk mengantisipasi masalah antrean jemaah haji tahun depan. 

"Kalau kita minta tambahan, kalau memang ada negara yang tidak terpakai kuotanya dia bisa menambahkan kepada Indonesia, tapi bukan berarti penambahan kuota dalam jumlah banyak," jelasnya.

"Tapi tahun depan tetap kita usahakan maksimal untuk bisa ada tambahan bagi jemaah haji kita dengan demikian waktu tunggunya tidak jadi lebih lama lagi," imbuhnya.

Sementara untuk jemaah lansia, Fachrul memastikan, akan mendapat prioritas dari pemerintah. Dia berjanji, para lansia mendapat jatah khusus dengan cara menghitung jarak usia dengan waktu tunggunya.

"Ini sangat fair menurut kami, jadi mereka punya peluang berangkat lebih banyak," pungkasnya.