Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan harta dan jabatan tak berpengaruh jika ingin mendapatkan perawatan COVID-19 di rumah sakit saat ini.

Menurutnya, siapa pun yang terpapar virus harus mengantre karena kondisi rumah sakit penuh akibat peningkatan kasus.

"Sekarang harta dan jabatan semuanya enggak ada gunanya. Karena sekarang sudah pada antre di rumah sakit, enggak dapat tempat," kata Mahfud dalam kegiatan Silaturahmi Virtual Keagamaan se-Jawa Barat yang ditayangkan di YouTube Istiqomah TV, Minggu, 25 Juli.

Menurutnya, masyarakat dari kelas ekonomi atas maupun pejabat juga tidak bisa seenaknya membayar paling mahal untuk mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan saat dinyatakan positif COVID-19. Karena, semua tempat tidur yang ada di rumah sakit sudah digunakan oleh pasien yang lebih dulu masuk.

"Mau bayar paling mahal, enggak bisa. Ini sudah ditempati orang rumah sakitnya," tegas eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.

Selain itu, Mahfud juga menyebut masyarakat tak bisa melakukan perawatan di luar negeri seperti di Singapura maupun Amerika. Tentu kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya saat pandemi COVID-19.

"Banyak uang mau berobat ke luar negeri enggak bisa juga, mau berobat ke luar negeri enggak bisa. Kalau dulu orang punya uang mau ke Jerman, Singapura, Amerika tinggal milih. Kalau sekarang enggak bisa di sana ditutup di sini penuh," ungkapnya.

Sehingga, dalam kondisi seperti ini Mahfud mengingatkan semua pihak tanpa terkecuali tokoh agama harus bersatu dan punya kesadaran untuk menghadapi pandemi COVID-19. Apalagi tantangan yang disebabkan karena penyebaran virus ini belum diketahui pasti kapan akan berakhir.

"Dalam situasi pandemi di mana kita menghadapi tantangan yang cukup berat bahkan cukup lama dalam membangun kesadaran umat dan masyarakat sangat dibutuhkan. Peran tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan sebagainya sangat dibutuhkan," ujar Mahfud.

"Sekarang pemerintah menyediakan berbagai jenis obat, APD. Tinggal kita bangun kesadaran masyarakat mari ikut protokol kesehatan," pungkasnya.