Bagikan:

JAKARTA - Pejabat pada Kementerian Agama menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo yang meninggal dunia setelah berjuang melawan COVID-19. Menurut Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag M. Fuad Nasardan, almarhumah dinilai sebagai sosok cendekiawan Muslim yang patut diteladani.

"Ibu Huzaemah sesuai kapasitas keilmuwan yang dimilikinya telah memberikan kontribusi terbaiknya di lingkungan kampus dan majelis ulama. Sosok perempuan intelektual yang dapat dijadikan teladan bagi generasi muda," ujar M. Fuad Nasar saat dikonfirmasi dari Jakarta, Jumat 23 Juli.

Huzaemah yang pernah menjabat sebagai Ketua MUI Bidang Fatwa meninggal dunia di RSUD Serang, Provinsi Banten, pada Jumat 23 Juli setelah berjuang melawan COVID-19.

Menurut Fuad, kontribusinya terhadap keilmuan tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia menjadi salah satu perempuan yang lulus program doktor (S3) Universitas Al-Azhar, Mesir, dengan predikat cumlaude.

Saat itu, katanya, stigma terhadap perempuan masih dianggap mustahil untuk bisa melangkah maju di bidang pendidikan begitu kuat. Namun Huzaemah mampu merobohkan batas-batas itu, bahkan mampu meraih predikat terbaik di universitas yang terkenal sulit itu.

"Setelah Ibu Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat, ulama perempuan Indonesia pertama yang menamatkan pendidikan di Timur Tengah, yaitu S2 dan S3 pada Ein Shams University, Faculty of Education Mental Hygiene Department di Kairo, Mesir, setahu saya ulama perempuan Indonesia yang terkemuka lulusan dari Al Azhar Mesir adalah Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo," kata Fuad.

Menurut Fuad, banyak keilmuan-keilmuannya yang menjadi rujukan maupun diskursus bagi ulama lain di Indonesia. Maka dari itu, tak salah jika memasukkan Huzaemah sebagai salah satu teladan keilmuan.

"Ibu Huzaemah sesuai kapasitas keilmuwan yang dimilikinya telah memberikan kontribusi terbaiknya di lingkungan kampus dan majelis ulama. Sosok perempuan intelektual yang dapat dijadikan teladan bagi generasi muda," kata dia.

Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Prof Dr Huzaemah Tahido Yanggo yang juga Ketua Bidang Fatwa MUI periode 2015-2020. (Antara)
Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Prof Dr Huzaemah Tahido Yanggo yang juga Ketua Bidang Fatwa MUI periode 2015-2020. (Antara)

Selain dikenal sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI, almarhumah Huzaemah Tahido Yanggo juga merupakan Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, Huzaemah juga pernah menjadi anggota Dewan Pengawas Syariah di Bank Niaga Syariah pada Tahun 2004 dan Ketua Dewan Pengawas Syariah di Insurans Takaful Great Eastern.

Sejumlah buah pikir telah ditelurkan oleh Huzaemah Tahido Yanggo yang gugur karena COVID-19, dalam beberapa buku yang ditulisnya, seperti "Pengantar Perbandingan Mazhab" (2003), "Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer" (2005), dan "Fikih Perempuan Kontemporer" (2010).