Bagikan:

JAKARTA - Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945.

Pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan rakyat, apalagi di masa pagebluk COVID-19 seperti saat ini. Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI Miftahudin mengatakan, ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan kesenjangan yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, dia mengatakan, jika ketahanan pangan terganggu di suatu negara maka akan berdampak pada munculnya berbagai gejolak di antaranya sosial dan politik.

"Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Indonesia sedang mengalami ujian berat pada ketahanan pangan nasioanal," katanya, dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin, 8 Juni.

Ujian berat yang dialami Indonesia, kata Miftahudin, disebabkan karena masih bergantungnya Indonesia pada impor dan ketidakmampuan Kementerian Perdagangan mengendalikan harga. Contoh komoditas yang saat ini masih bergantung pada impor adalah bawang putih dan gula pasir.

"Konsumsi bawang putih kita masih di dominasi impor China dan masalah harga gula pasir yang tak kunjung normal sejak 5 bulan terakhir. Masa pandemi Ini harusnya menjadi momentum bagi bangsa ini untuk berbenah, ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu serta terjangkau bagi semua lapisan masyarakat adalah kunci keberhasilan pangan nasional," tuturnya.

Menurut Miftahudin, banyak cara yang bisa di lakukan oleh pemerintah untuk menjadikan Indonesia mandiri pangan antara lain, mengerahkan sumber daya BUMN untuk ikut berperan serta dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Komitmen Kementerian Pertanian dan Perdagangan adalah kunci keberhasilan pangan.

"Fluktuasi harga dapat mendorong rendahnya daya beli masyarakat. Maka momentum Hari pangan Nasional Ini dapat menjadikan acuan agar pangan kita lebih kuat dan kelak kita dapat swasembada pangan," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta, masyarakat untuk lebih bijak dan cerdas memastikan pangan yang aman, terutama bersumber dari hewani.

Dalam memperingati Hari Keamanan Pangan Dunia yang jatuh pada 7 Juni, Mentan mengatakan, seluruh pihak berupaya memastikan keamanan pangan, mulai dari pemerintah yang berperan memastikan pangan aman dan berkualitas bagi rakyatnya.

Kemudian, lanjut dia, petani dan peternak juga harus melakukan penerapan cara bertani/beternak yang baik. Sedangkan pelaku usaha pengolahan pangan perlu menjamin pangan diproses secara aman.

"Masyarakat sebagai konsumen memastikan terpenuhi haknya dalam memperoleh pangan yang aman, sehat dan bergizi, dengan perannya dalam memilih, menangani dan mengolah pangan dengan cerdas dan benar," katanya di Jakarta, Minggu, 7 Juni.