JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan DKI Jakarta jadi provinsi yang tidak taat menjaga protokol kesehatan.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan selama sepekan terakhir, ketidakpatuhan warga DKI Jakarta dalam menjaga jarak mencapai 48,26 persen.
"Untuk desa kelurahan yang tidak patuh menjaga jarak, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan yang paling banyak, yaitu 48,26 persen atau hampir setengah kelurahan di DKI Jakarta masyarakatnya tidak patuh dalam menjaga jarak," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 20 Juli.
Selain Jakarta, dia juga menyebut Banten sebagai provinsi yang masyarakatnya kerap abai protokol kesehatan menggunakan masker.
"Kelurahan yang tidak patuh memakai masker paling banyak terdapat di Banten sebesar 28,57 persen," jelas Wiku.
Selain dua provinsi tersebut, Wiku juga menyebut 26 persen desa dan kelurahan di Indonesia kerap melalaikan kewajiban menggunakan masker dan 28 persen lainnya kerap abai menjalankan jaga jarak.
"Restoran, pemukiman warga, serta tempat olah raga publik menjadi lokasi kerumunan yang kepatuhan masyarakatnya terendah," tegasnya.
BACA JUGA:
Menilik data tersebut, Wiku menyebut pengawasan dan tindakan tegas bagi pelanggar protokol kesehatan perlu direncanakan secara matang sebelum relaksasi pembatasan.
"Lebih dari itu beberapa hal perlu dipastikan sebelum relaksasi dilakukan, yaitu pertama komitmen seluruh unsur, komitmen pemda, TNI, Polri, puskesmas hingga ketua RT/RW untuk menjalankan penanganan dengan baik," ungkapnya.
"Ini penting sebagai modal kita melaksanakan relaksasi yang aman dan efektif," imbuhnya.
Berikutnya, Wiku juga mengingatkan evaluasi secara matang terhadap perencanaan juga harus dilakukan. "Sehingga kualitas penanganan dapat terus ditingkatkan," pungkasnya.
© 2021 VOI.ID - VOI.ID