Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Jawa Timur terpaksa menutup sebanyak tiga puskesmas, karena sekitar 60 persen dari total tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas itu positif COVID-19.

"Puskesmas yang kami tutup masing-masing puskesmas, Puskesmas Larangan, Tlanakan, dan Puskesmas Bandaran," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas kesehatan Pamekasan dr Syaifuddin di Pamekasan, dilansir Antara, Senin, 19 Juli.

Selain menutup ketiga puskesmas itu, Dinkes Pamekasan juga membatasi pelayanan di tiga puskesmas lain, yakni Puskesmas Larangan Badung, Puskesmas Pegantenan, dan Puskesmas Sopa'ah.

Dengan demikian, Puskesmas di Kabupaten Pamekasan yang beroperasi hingga saat ini hanya 15 puskesmas dari total 21 puskesmas yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.

Pembatasan ketiga puskesmas ini, sambung Syaifuddin karena sumber dayanya terbatas, sehingga para tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas itu disarankan untuk bergabung dengan puskesmas terdekat, yakni puskesmas pembantu (pustu).

Sebelumnya, Pemkab Pamekasan melaporkan, seorang dokter dan kepala puskesmas meninggal dunia setelah positif COVID-19.

"Dokter yang meninggal dunia itu bernama dr. Lilik Fauziyah, sedangkan tenaga kesehatan yang meninggal dunia bernama Ali Wafa," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pemkab Pamekasan Arif Rachmansyah di Pamekasan (15/8).

Dokter Lilik Fauziyah merupakan dokter yang bertugas di Rumah Sakit Waru, sedangkan Ali Wafa merupakan Kepala UPT Puskesmas Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.

Ia menjelaskan bahwa dr. Lilik Fauziyah merupakan dokter kedua di Pamekasan yang meninggal dunia akibat COVID-19 dalam 2 tahun ini. Sebelumnya, pada bulan Desember 2020, seorang dokter spesialis radiologi bernama Dr. Sarjono juga meninggal dunia akibat COVID-19.

Sementara itu, hingga 15 Juli 2021 total warga Pamekasan yang positif COVID-19 sebanyak 1.598 orang dengan perincian sebanyak 1.230 orang telah dinyatakan sembuh, 136 orang meninggal dunia, dan jumlah kasus aktif sebanyak 232 orang.