JAKARTA - Nilai tukar rupiah semakin menunjukkan keperkasaannya terhadap dolar AS. Pagi ini, Rabu 3 Juni, rupiah dibuka menguat 182 poin ke level Rp14.233 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pembukaan kembali perekonomian di beberapa negara pandemi dan rencana kenormalan baru di Ondonesia masih akan menjadi sentimen positif penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
"Para pelaku pasar seakan tidak mau ketinggalan kereta dan berusaha segera masuk ke aset-aset berisiko untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi," jelas Ariston kepada VOI.
Ia melanjutkan, isu demo rusuh di AS yang masih belum selesai hingga hari ini juga menjadi salah satu penekan dolar AS karena demo ini bisa menganggu perekonomian AS.
"Di sisi lain pasar masih mewaspadai lanjutan isu ketegangan AS dan China yang bisa membalikkan keadaan bila lanjut ke perang dagang," ujarnya.
Pagi ini, rupiah menjadi mata uang di Asia yang memimpin penguatan. Disusul won Korea Selatan yang menguat 0,64 persen, dan ringgit Malaysia yang terapresiasi 0,34 persen.
Kemudian, rupee India dan peso Filipna sama-sama menguat 0,25 persen. Sementara dolar Taiwan menguat 0,16 persen, dan dolar Singapura menguat 0,14 persen.
Adapun mata uang yang melemah adalah yuan China (0,11 persen), dan baht Thailand (0,06 persen).