Konflik AS-China Buat Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia Pasifik
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat signifikan pada perdagangan Senin 27 Juli. Rupiah dibuka melesat 108 poin atau 0,74 persen ke level Rp14.503 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, dolar AS terlihat melemah terhadap mata uang emerging markets dan mata uang utama dunia pagi ini.

"Pelemahan karena pasar khawatir dengan pemulihan ekonomi di AS yang bisa terhambat karena terus meningginya kasus penularan virus COVID-19 di AS dan konflik antara AS-China yang bisa merembet ke urusan dagang kedua negara," ujar Arsiton kepada VOI.

Selain itu, kata dia, potensi dikeluarkannya kebijakan stimulus baru pemerintah AS senilai 1 triliun dolar AS juga membantu pelemahan dolar AS.

"Hari ini Rupiah berpotensi menguat dengan kisaran Rp14.500-14.700 per dolar AS," ujar Ariston.

Mayoritas Menguat

Pagi ini, mata uang di kawasan Asia Pasifik bergerak menguat di hadapan dolar AS, dipimpin oleh rupiah, disusul oleh yen Jepang yang terapresiasi 0,42 persen.

Dilanjutkan won Korea Selatan yang terkerek naik 0,35 persen. Dolar Taiwan dan yuan China masing-masing menguat 0,26 persen dan 0,23 persen.

Peso Filipina terlihat menguat 0,22 persen. Baht Thailand dan ringgit Malaysia juga perkasa masing-masing menguat 0,17 persen dan 0,16 persen.

Adapun dolar Singapura berada di urutan buncit penguatan dengan terkerek naik 0,15 persen terhadap dolar AS.

Sementara satu-satunya mata uang di Asia Pasifik yang melemah adalah rupee India yang terdepresiasi 0,09 persen.