AS-China yang Semakin Memanas Buat Rupiah Terus Menguat
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot mampu mempertahankan tren penguatannya. Rupiah Jumat 24 Juli dibuka menguat 55 poin ke level Rp14.520 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini dolar AS masih menunjukkan pelemahan terhadap mata uang emerging markets dan juga terhadap mata uang utama dunia.

"Pelemahan kemungkinan karena kekhwatiran pasar terhadap kondisi penularan virus COVID-19 yang masih terus meningkat dan masih berpotensi memburuk di AS yang bisa menekan laju pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam," ujar Ariston kepada VOI.

Memanasnya hubungan AS dengan China karena isu penutupan kantor konsulat China di Houston, AS, juga turut menekan dolar AS sementara ini.

"Perekonomian AS bisa merugi bila konflik merembet ke masalah ekonomi dengan China," terang Ariston.

Rupiah menurutnya, bisa melanjutkan penguatan karena hal di atas dengan potensi kisaran Rp14.500-14.650 per dolar AS.

"Tapi di sisi lain, pasar bisa segera beralih pandangan bila isu di atas juga dianggap mengganggu pemulihan ekonomi global yang bisa menyebabkan harga aset berisiko tertekan turun termasuk rupiah," jelas Ariston.

Mayoritas Menguat

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik menguat di hadapan dolar AS, dipimpin oleh rupiah. Disusul yen Jepang dan dolar Singapura yang masing-masing menguat 0,30 persen dan 0,13 persen.

Kemudian baht Thailand dan peso Filipina sama-sama menguat 0,07 persen. Ringgit Malaysia terlihat terkerek tipis 0,02 persen.

Sementara mata uang yang melemah dipimpin oleh won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,21 persen. Disusul yuan China dan dolar Hong Kong yang masing0masing melemah 0,03 persen dan 0,01 persen.