JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali berhasil menguat pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis 23 Januari. Rupiah menguat 7 poin atau 0,05 persen dan berakhir di level Rp13.639 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah sejak pagi karena tingkat imbal hasil obligasi AS terus menurun hari ini.
"Sudah menyentuh level 1,73 persen, level terendah sejak 5 Desember 2019," ujar Ariston kepada VOI, Kamis 23 Januari.
Sentimen positif dari penguatan rupiah masih datang setelah BI tetap mempertahankan suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7-DRRR) di posisi 5 persen
Selain itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, bank sentral akan tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak melemah terhadap dolar AS. Selain rupiah, hanya yen Jepang yang berhasil naik 0,26 persen dan menjadi mata uang terkuat di Asia.
Sementara itu, yuan China menjadi mata uang paling lemah di Asia dengan penurunan 0,41 persen. Disusul, won Korea melemah 0,36 persen, baht Thailand turun 0,31 persen dan dolar Taiwan terdepresiasi 0,21 persen.