JAKARTA - Nilai tukar rupiah akhir pekan ini ditutup menguat. Rupiah Jumat 27 Maret ditutup menguat 0,83 persen atau 135 poin ke level Rp16.170 per dolar AS.
Rupiah hari ini menguat dengan sederet mata uang Asia lainnya. Mulai dari yen Jepang, dolar Hong Kong, dolar Singapura, baht Thailand, hingga peso Filipina. Won Korea jadi yang paling perkasa pada pagi hari ini dengan menguat 1,81 persen di hadapan dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah masih karena optimisme stimulus pemerintah AS yang sudah disetujui Senat dan akan segera disetujui oleh DPR AS.
Bank Indonesia (BI) pun merekap beberapa perkembangan yang menopang perkasanya rupiah pada hari ini.
Pertama, adanya penurunan premi Currency Default Swap (CDS) Indoensia 5 tahun yang didorong oleh meredanya kepanikan di pasar keuangan. CDS Indonesia tahun tercatat sebesar 181 bps per Kamis 26 Maret dengan sebelumnya sempat tercatat sebesar 239 per Jumat minggu lalu.
Kedua, berdasarkan data transaksi dari awal minggu ini hingga Kamis, nonresiden di pasar keuangan domestik mencatat net jual Rp9,93 triliun. Ini terdiri dari net jual di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10,0 triliun dan di pasar saham sebesar Rp0,07 triliun.
Ketiga, berdasarkan data setelmen dari awal minggu ini hingga Kamis, nonresiden di pasar keuangan domestik mencatat net jual sebesar Rp25,05 triliun.
Dan bila dilihat perkembangannya dari awal tahun hingga saat ini (year to date), non residen di pasar keuangan domestik mencatat net jual Rp140,13 triliun (termasuk data crossing saham), terutama dikontribusi dari pasar SBN.
Untuk selanjutnya, BI mengatakan bahwa pihaknya akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak sesuai dengan fundamental dan bekerjanya mekanisme pasar.
Bank sentral pun akan terus meningkatkan triple intervention, yaitu intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.