Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat signifikan pada perdagangan Jumat 6 November. Rupiah ditutup menguat 120 poin atau 1,18 persen ke level Rp14.210 per dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah tidak menguat sendirian. Nilai tukar negara-negara Asia lainnya juga menguat terhadap dolar AS, hanya saja rupiah yang paling kuat.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, salah satu pendorong penguatan rupiah adalah optimisme pemulihan ekonomi Indonesia. Hari ini juga ada pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI yang memperkirakan neraca berjalan Indonesia kuartal ketiga akan surplus dari sebelumnya defisit.

"Ini tentu turut menopang penguatan rupiah. Tingkat imbal hasil obligasi RI juga masih lebih tinggi dari negara tetangga," jelas Ariston kepada VOI.

Di Asia, rupiah memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS, disusul won Korea yang menguat 0,69 persen, baht Thailand menguat 0,49, rupee India menguat 0,33 persen.

Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,28 persen, dolar Singapura menguat 0,18 persen, peso Filipina menguat 0,17 persen, dolar Taiwan menguat 0,11 persen dan yen Jepang penguat 0,01 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, dolar Hong Kong dan yuan China melemah terhadap dolar AS dengan pelemahan masing-masing 0,006 persen dan 0,23 persen.