JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Selasa 21 Juli. Rupiah dibuka menguat 30 poin atau 0,20 persen ke level Rp14.755 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah disebabkan sentimen positif yang terlihat kembali masuk ke pasar keuangan pagi ini. Sentimen itu adalah semalam muncul laporan kemajuan penelitian vaksin COVID-19 kerja sama antara perusahaan biofarmasi Eropa Astrazeneca dan Universitas Oxford Inggris.
"Vaksin ini mampu memproduksi imunitas dan aman dalam masa pengujiannya," ujar Ariston kepada VOI.
Kabar baik ini menurutnya, mengurangi kekhawatiran pasar terhadap terus meningkatnya penularan virus COVID-19 di dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global. Pagi ini mata uang regional terlihat menguat terhadap dolar AS, indeks saham Asia juga terlihat positif.
"Rupiah pun berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan potensi penguatan ke arah Rp14.600 dan potensi resisten di kisaran Rp14.850 per dolar AS," ujarnya.
Mayoritas Menguat
Pagi ini hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan pun bergerak menguat. Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,47 persen.
Disusul dolar Taiwan yang menguat 0,25 persen dan peso Filipina yang terangkat 0,21 persen terhadap dolar AS. Selanjutnya ada baht Thailand yang berhasil menanjak 0,11 persen dan ringgit Malaysia yang terapresiasi 0,08 persen.
Kemudian ada yen Jepang yang juga naik 0,07 persen serta dolar Hong Kong yang terlihat perkasa setelah menguat tipis 0,005 persen.
Sementara itu, yuan China menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di pagi ini. Yuan China terlihat melemah 0,04 persen.
Tak sendirian, posisi yuan di zona merah ditemani dolar Singapura yang juga turun tipis 0,007 persen di pagi ini.