Bagikan:

BADUNG - Ratusan moyet di obyek wisata Sangeh Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, terancam kelaparan karena kunjungan wisatawan tutup selama PPKM darurat.

Manajer operasional objek wisata Sangeh, Made Mohon mengatakan di lokasi wisata ada sekitar 600 ekor. Biaya operasional pakan untuk ratusan monyet itu dalam sehari minimal Rp500 ribu.

Jika, dihitung dalam satu bulan, pihak pengelola setidaknya mengeluarkan Rp15 juta untuk biaya operasional. Itu pun belum termasuk biaya kebersihan.

"Kurang lebih 600 ekor, tiap hari habis Rp 500 ribu, itu minimal," kata Made saat dihubungi, Selasa, 13 Juli.

Tak adanya kunjungan wisatawan tentu berdampak pada anggaran yang dimiliki pengelola hingga menjadi ancaman pasokan stok pakan untuk ratusan monyet tersebut.

"Ini penutupan total selama hampir satu bulan dan tidak ada pemasukan apa pun. Apalagi ini, sudah setahun lebih dampak COVID-19, jadi dana sisa tahun sebelumnya terus menipis karena tidak ada pemasukan (selama PPKM Darurat)," imbuhnya.

Karena kondisi ini, akhirnya pihak pengelola membuka donasi bagi masyarakat yang ingin memberikan pakan kepada ratusan ekor monyet tersebut. Pihaknya, juga menerima segala jenis buah-buahan untuk diberikan langsung kepada monyet yang ada di wisata Sangeh.

"Segala jenis buah bisa, kecuali ketela karena ketela sudah kami siapkan. Kalau mau donasi langsung saja ke objek wisata Sangeh," ujarnya.

Made Mohon mengatakan, sebelum adanya kebijakan PPKM darurat, jumlah kunjungan ke Sangeh sudah menyentuh angka 50 orang dalam sehari. 

"Kalau pun tidak ramai seperti sebelum ada COVID-19, tapi minimal pakan monyet bisa dicover lah dengan kunjungan yg sedikit itu," ujarnya.

Dia berharap PPKM darurat tidak lagi diperpanjang oleh pemerintah dan akhirnya obyek wisata kembali dibuka dan wisatawan datang kembali ke obyek wisata Sangeh.

"Terus terang kami selaku pengelola ada ke khawatiran kalau misalnya PPKM ini berlanjut sampai tahun depan, ini yang menjadi kekhawatiran," ujarnya.