Bagikan:

JAKARTA - Kabar duka dari Bangladesh. Sedikitnya 52 orang tewas, 20 terluka dan korban luka akibat kebakaran sebuah pabrik jus di Bangladesh. Korban tewas diduga akibat terperangkap dalam kebakaran itu.

Diketahui, api mulai muncul pada Kamis malam di lantai dasar pabrik bertingkat enam itu.

"Tiga orang meninggal setelah melompat dari gedung untuk menghindari api dan sudah 49 jasad yang hangus ditemukan sejauh ini," kata Mustain Billah, pejabat distrik Narayanganj dilansir Reuters dari Antara, Jumat, 9 Juli.

"Api masih membakar lantai paling atas. Petugas damkar sedang berusaha mengendalikannya karena bahan kimia dan mudah terbakar disimpan dalam gedung itu."

Dia mengatakan penyebab kebakaran itu belum diketahui.

"Plastik, zat-zat yang mudah terbakar dan bahan kimia membuat api sulit dipadamkan," kata pejabat damkar Abdullah Al Arefin. Dia menambahkan panas yang hebat dari kebakaran itu membuat gedung pabrik retak.

Al Arefin mengatakan setiap lantai di gedung itu luasnya sekitar 2.350 meter persegi, namun hanya bisa diakses lewat dua tangga. Banyak pekerja tak bisa menyelamatkan diri saat api melalap tangga tersebut.

Salah satu pintu dari tangga ke atap terkunci, katanya.

"Kami menyelamatkan 25 orang setelah memasang tangga ke atap gedung. Kami mungkin bisa menyelamatkan yang lainnya jika bisa mencapai atap itu," kata Debashih Bardan, wakil direktur dinas kebakaran nasional.

Banyak pekerja terluka saat melompat dari lantai dua dan tiga untuk menyelamatkan diri, kata Shah Alam, pejabat lain dari dinas kebakaran.

Ketika kerabat pekerja yang hilang melancarkan protes di area pabrik, seorang ibu yang mencari anaknya, Nazma Begum, menjerit, "Tak ada keadilan! Di mana putraku?"

Pabrik yang membuat sari buah mangga itu berada di distrik Narayanganj, 20 km arah tenggara dari ibu kota Dhaka, dan dikelola oleh Hashem Food and Beverage, anak perusahaan multinasional Sajeeb Group.

Narayanganj di Bangladesh bagian tengah dipenuhi pabrik yang membuat aneka barang, dari tali rami hingga tekstil.

Bencana akibat buruknya standar keamanan gedung adalah hal yang umum di Bangladesh, terutama di sektor tekstil yang mempekerjakan jutaan orang dan menyumbang ekonomi paling besar.