JAKARTA - Ratusan orang melakukan protes di ibu kota Bangladesh, Dhaka, menentang kekerasan yang menargetkan minoritas Hindu di negara itu sejak mantan perdana menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu awal pekan ini.
Seorang guru sekolah tewas dan 45 orang terluka ketika rumah, tempat usaha, dan kuil Hindu di Bangladesh yang mayoritas penduduknya Muslim menjadi sasaran menyusul pengunduran diri Hasina pada Senin.
Para pengunjuk rasa – beberapa dari mereka membawa poster yang menuntut minoritas Bangladesh “diselamatkan” – meneriakkan slogan-slogan “siapa kita, orang Bengali Bengali” dan menyerukan perdamaian ketika mereka memblokir persimpangan di ibu kota pada Jumat, 9 Agustus.
Umat Hindu yang merupakan 8 persen dari 170 juta penduduk Bangladesh, secara tradisional mendukung partai Liga Awami pimpinan Hasina, yang memicu kemarahan masyarakat setelah bentrokan antara pengunjuk rasa anti-kuota dan pasukan keamanan bulan lalu.
Dewan Persatuan Kristen Hindu-Budha Bangladesh memperkirakan setidaknya 52 dari 64 distrik di negara itu telah terkena dampak kekerasan komunal sejak 5 Agustus dan telah meminta bantuan Muhammad Yunus, ekonom pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang menjabat sebagai kepala pemerintahan sementara.
“Ada kekhawatiran, kegelisahan dan ketidakpastian yang mendalam di kalangan minoritas di seluruh negeri,” kata dewan tersebut dalam surat terbuka pada Jumat dilansir Reuters.
BACA JUGA:
Kantor Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kekerasan di Bangladesh harus "diredakan", dan menambahkan pihaknya menentang segala "serangan berbasis ras" atau "hasutan berbasis ras untuk melakukan kekerasan".
Ribuan umat Hindu Bangladesh berusaha mengungsi ke negara tetangga India untuk menghindari kekerasan.
Perdana Menteri India Narendra Modi juga mengimbau “keselamatan dan perlindungan” umat Hindu dan minoritas Bangladesh lainnya dalam pesannya di X pada Kamis.