Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adidasmito menyayangkan, ada sembilan provinsi yang mengalami lonjakan kasus COVID-19 dan berimbas pada kematian. 

"Kenaikan persentase kematian COVID-19 di 9 provinsi mulai dari Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Gorontalo, DI Yogyakarta, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jambi dan Kalimantan Barat," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, dikutip Jumat, 9 Juli.

Lalu, saat ini juga terdapat 31 dari 34 provinsi dengan kenaikan persentase kasus aktif dan 29 provinsi mengalami penurunan kesembuhan.

Wiku menuturkan, kematian yang meningkat akibat keterlambatan penanganan atau perburukan yang tidak dipantau saat isolasi mandiri. 

"Karenanya, penting peran pemerintah dalam meningkatkan pemantauannya sehingga dapat cepat menangani apabila kondisi pasien memburuk," ujarnya.

Wiku meminta pemerintah daerah untuk memasifkan pemeriksaan atau testing sebagai upaya deteksi dini penularan virus corona. 

Ia mengaku saat ini angka testing nasional kini sudah melebihi standar WHO. Jumlah pemeriksaan per 1000 penduduk per minggu mencapai 252,78 persen dengan jumlah PCR sebanyak 380.480 (52 persen) dan antigen sebanyak 363.399 (48 persen). 

Namun, perlu diingat bahwa pemeriksaan ini masih dalam angka nasional, di mana masih ada daerah yang belum memenuhi cakupan standar pemeriksaan. Karenanya, Wiku memandang testing perlu terus diupayakan secara merata di seluruh provinsi di Indonesia.

"Pastikan cakupan testing di wilayahnya masing-masing  telah melebihi standar WHO dengan memperhatikan positivity rate di wilayahnya masing-masing," sebut Wiku

"Dimasa seperti saat ini, dimana kasus sedang meningkat tajam, testing salah satu hal yang harus dikejar. Masifkan testing, utamanya pada orang bergejala dan kontak erat," lanjutnya.