Mulai 19 Juli, PM Inggris Longgarkan Wajib Masker
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Foto: Twitter @BorisJohnson))

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengkonfirmasi, bahwa penggunaan masker dan jarak sosial akan dihapus di Inggris mulai 19 Juli. Masyarakat nantinya diminta menggunakan pertimbangan masing-masing terkait risiko COVID-19.

Dilansir dari Independent, Boris mengatakan pada konferensi pers Downing Street pada hari Senin, bahwa pembatasan ini akan berakhir, meskipun ada kekhawatiran dari para ilmuwan bahwa pemerintah mengambil keputusan terlalu cepat.

“Kita harus jujur ​​pada diri sendiri bahwa jika kita tidak dapat membuka kembali masyarakat kita dalam beberapa minggu ke depan, ketika kita akan berhadapan dengan musim panas dan liburan sekolah, maka kita harus bertanya pada diri sendiri, kapan kita akan bisa kembali normal?” kata Boris.

Dia memperingatkan bahwa perpanjangan lockdown atau kuncitara akan menimbulkan risiko dan membuat keadaan semakin sulit.

Namun, kepala penasihat medis Chris Whitty memperingatkan NHS dapat menghadapi musim dingin yang 'sangat sulit', setelah terungkap bahwa kasus COVID akan meningkat menjadi 50.000 per hari selama dua minggu ke depan.

Sementara, Pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer mengatakan Boris terlalu 'sembrono' menghapus pembatasan ini. Dia menyarankan aturan masker harus tetap berlaku sampai puncak gelombang ketiga.

Jajak pendapat YouGov menyatakan, sebagian besar orang dewasa di Inggris berpikir aturan masker harus dipertahankan lebih lama meski pembatasan lain dicabut.

Sebelumnya pada hari Senin, 5 Juli, Menteri Perawatan Helen Whately menolak untuk mengatakan bahwa COVID-19 "terkendali". Dia berpendapat bahwa pemerintah tidak memperkirakan kenaikan tingkat kasus menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam rawat inap karena keberhasilan vaksin.