<i>Update</i> COVID-19 per 22 Mei: Tes COVID-19 Harian Hampir Mencapai Target dari Jokowi
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) (Foto: dokumen BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) memaparkan perkembangan kasus per Jumat, 22 Mei pukul 12.00 WIB. Terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 634 pasien hari ini. Total kasus positif menjadi 20.796 orang. 

Kemudian, jumlah kasus sembuh kian mengungguli kasus meninggal. Ada penambahan sebanyak 219 pasien sembuh, sehingga total menjadi 5.057 pasien. Sementara, pasien meninggal bertambah 48 orang, sehingga menjadi 1.326 pasien.

"Ada faktor penyakit penyerta yang memperburuk kondisi pasien meninggal dunia yakni komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit paru-paru," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat, 22 Mei.

Selanjutnya, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mecapai 9.359 kali pemeriksaan. Rinciannya, 9.082 spesimen diperiksa menggunakan real time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan 277 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).

Jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini hampir mencapai target yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa waktu sebelumnya, Jokowi menargetkan tes COVID-19 secara masif hingga 10 ribu tes per hari.

Kemudian, data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi mencapai 11.028 orang. Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau mencapai 50.057. 

Yuri memahami masyarakat tidak bisa lepas dari tradisi jelang perayaan Hari Raya Idulfitri, seperti berbelanja pakaian baru, memasak makanan khas Lebaran, hingga bersilaturahmi bersama keluarga dan lingkungan sekitar.

Namun, Yuri meminta masyarakat untuk menyiasati agar tradisi tetap dilakukan namun tetap mencegah penularan COVID-19 dengan tidak berkerumun, menjaga jarak, mencucui tangan menggunakan sabun, tidak ke luar rumah jika tidak perlu, serta mengenakan masker jika harus keluar rumah.

"Mari kita sama-sama menyadari betul bahwa bepergian Apapun alasannya, apabila tidak diperlukan sama sekali Sebaiknya tidak dilakukan. Kita semua menyadari betapa beratnya beradaptasi dengan tradisi yang sudah dibangun begitu lama di dalam masyarakat kita," tutur Yuri. 

"Oleh karena itu ada satu hal yang harus kita lakukan. kita harus bersabar menghadapi ini. harus bersama-sama menghadapinya kalau tidak ini akan menyulitkan untuk kita sekalian," lanjut dia.