JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku sampai saat ini pemerintah belum mampu melakukan pemeriksaan (testing) sesuai target.
Saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlaku, pemerintah memiliki target melakukan sebanyak 324.283 tes dalam sehari. Namun, sayangnya hal itu belum pernah tercapai.
Wiku menjelaskan, tantangan terkait testing ini berhubungan dengan penambahan jumlah kasus harian yang meningkat. Salah satunya, diakibatkan oleh kemunculan varian Delta yang lebih cepat menular.
Bahkan, saat ini tercatat sudah ada 661 kasus COVID-19 varian Delta di Jawa dan Bali.
"Karakteristik varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan yang cukup besar pada fasilitas penyedian layanan kesehatan dan laboratorium, serta berbagai unsur lainya, sehingga menimbulkan potensi keterlambatan pencatatan," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis, 22 Juli.
BACA JUGA:
Sementara, kata Wiku, target nasional terkait vaksin mengendepankan prinsip prioritas, yaitu mendahulukan suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi.
"Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka positivity rate nasional sampai minggu ketiga Juli mencapai 28,27 persen, baik metode PCR dan antigen dioptimalkan dalam kondisi ini," tutur dia.
Namun, Wiku menuturkan bahwa Indonesia telah mencapai 4 kali dari standar testing yang ditargetkan WHO per 3 Juli. WHO merekomendasikan testing sebanyak 1:1.000 penduduk per minggu. Hal ini dilakukan untuk waktu pencapain target diinginkan secepatnya.
"Demi merealisasikannya, pemerintah pusat berkomitmen mendukung pemerintah daerah mencapai target upaya 3T. Harus ada kerja sama setiap daerah unruk mencapai rasio target testing yang spesifik di tiap daerah, untuk mencapai target testing sebanyak minimmal 15 kontak per satu kasus konfirmasi," jelasnya.