<i>Update</i> COVID-19 per 28 Mei: Kasus Baru Tiap Provinsi Masih Berdinamika
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) (foto: dokumen BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) mengatakan, terjadi penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 687 pasien per Kamis, 28 Mei pukul 12.00 WIB. Total kasus positif menjadi 24.538 orang.

Kemudian, jumlah kasus sembuh kian mengungguli kasus meninggal. Ada penambahan sebanyak 183 pasien sembuh, sehingga total menjadi 6.240 pasien. Sementara, pasien meninggal bertambah 23 orang, sehingga menjadi 1.496 pasien.

"Ada faktor penyakit penyerta yang memperburuk kondisi pasien meninggal dunia yakni komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung, dan penyakit paru-paru," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, kamis, 28 Mei.

Selanjutnya, jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini mecapai 11.495 kali pemeriksaan, total pasien yang sudah diperiksa sebanyak 289.906 kali. Rinciannya, 286.570 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 3.336 spesimen diperiksa menggunakan tes cepat molekuler (TCM).

Jumlah spesimen yang diperiksa per hari ini telah mencapai target yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa waktu sebelumnya, Jokowi menargetkan tes COVID-19 secara masif hingga 10 ribu tes per hari.

Kemudian, data pasien dalam pengawasan (PDP) yang saat ini masih diawasi mencapai 13.250 orang. Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) yang saat ini masih dipantau mencapai 48.749. 

 Penambahan kasus tiap daerah masih berdinamika

Yuri menjelaskan, penambahan kasus COVID-19 di tiap provinsi masih menunjukkan dinamika. Beberapa provinsi melaporkan tidak memiliki penambahan kasus baru, bahkan ada provinsi dengan angka kenaikan kasus yang terus tinggi. 

Provinsi Jawa Timur misalnya, saat ini menjadi daerah dengan kenaikan kasus per hari paling tinggi, yakni 171 kasus. Dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus terus meningkat. Penyebabnya adalah dampak dari klaster jemaah tablig akbar Gowa, klaster Pesantren Temboro dan klaster pabrik rokok Sampoerna. 

"Jawa Timur memang saat ini paling tinggi tetapi sebenarnya kenaikan kemarin tuh 199 sekarang menjadi 171, artinya ada penurunan dibanding dengan kemarin," kata Yuri. 

Provinsi dengan angka kasus terbanyak kedua adalah Kalimantan Selatan dengan penambahan 116 orang. Ketiga, DKI Jakarta dengan penambahan kasus COVID-19 105 orang. 

"Kalau di Jakarta ini didominasi oleh saudara-saudara kita yang baru kembali karena bekerja di luar negeri dan kita harus melakukan skrining terhadap mereka dan hal ini cukup banyak juga yang kita dapatkan," jelas dia. 

Kemudian, ada delapan provinsi yang melaporkan tak memiliki penambahan kasus baru per hari ini. Provinsi tersebut adalah Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Utara, Lampung, Riau, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 

Sementara ada 3 provinsi dengan penambahan kasus hanya satu orang. Provinsi tersebut adalah Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. 

"Kita memaklumi kondisi ini karena memang dinamika sosial yang berada di provinsi satu dengan yang lain tidak sama, ada beberapa daerah yang memang gambaran grafiknya sudah mulai menurun, ada yang melandai, tetapi ada beberapa yang naik," tutur Yuri. 

"Secara keseluruhan, memang kasus-kasus baru ini sebagai gambaran bahwa proses penularan masih terjadi. Artinya, kita memang harus betul-betul lebih berdisiplin kembali untuk mematuhi seluruh anjuran pemerintah," imbuhnya.