JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya mulai merencanakan vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun. Sebab, saat ini keterpaparan virus corona pada anak mulai meningkat.
Saat ini, kata Budi, Kemenkes mulai melirik dua merek vaksin yang telah mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari sejumlah negara.
"Kita sedang mengkaji vaksin-vaksin mana yang sudah memiliki EUA untuk usia muda. Yang sudah kita amati skrg ada dua yang ada di list kita, satu adalah Sinovac yang bisa antar umur 3 tahun sampai 17 tahun, satu lagi adalah Pfizer yang bisa umur 12 sampai 17," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat, 25 Juni.
Sinovac (CoronaVac) adalah merek vaksin yang diprodkusi perusahaan asal China, yakni Sinovac Biotech Ltd. Sementara, Pfizer dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat, BioNTech-Pfizer.
BACA JUGA:
Di sisi lain, pemerintah juga tengah berkoordinasi dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terhadap rencana pemberian vaksinasi pada anak.
Lalu, pemerintah juga mengamati pemberian vaksinasi COVID-19 kepada para anak-anak di sejumlah negara yang sudah berlangsung.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat, melalui keputusan di negara-negara di Eropa, Amerika, Asia bagaimana mereka melakukan treatment pemberian vaksin untuk di bawah usia 18 tahun dan di grup (kelompok usia) mana mereka memberikan," ujar Budi.
"Dengan demikian, kita bisa mengeluarkan keputusan yang komprehensif berdasarkan data yang ada di kita, penggunaan atau policy di negara-negara lain, dan juga data ilmiah kesehatan EUA yang sudah diberikan terhadap perusahaan vaksin tersebut," lanjutnya.