Stok Vaksin COVID-19 untuk Anak Kosong Saat PPKM Dicabut, Epidemiolog: Riskan dan Cenderung Berbahaya
Vaksinasi COVID-19 pada anak. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan stok vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun telah kosong berbulan-bulan lamanya. Ahli epidemiologi dari Griffith Universtiy Australia, Dicky Budiman menyebut kondisi ini tidak bisa dibiarkan oleh pemerintah.

Sebab, saat ini pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Indonesia telah dicabut. Sementara, sejumlah negara, salah satunya China, tengah mengalami kenaikan kasus COVID-19 akibat varian virus corona baru.

"Ini yang riskan dan cenderung berbahaya ketika modal imunitas ini tidak cepat kita tingkatkan karena sering dengan dicabutnya retriksi PPKM, kemudian juga masih tidak menentunya situasi COVID-19 secara global, maka kita semakin rawan sebetulnya," kata Dicky saat dihubungi, Selasa, 3 Januari.

Meskipun dalam hasil sero survei terbaru per Juli 2022, kekebalan imunitas penduduk Indonesia menyentuh angka 98,5 persen, Dicky mengingatkan kondisi kekebalan masyarakat terhadap penularan COVID-19 akan berkurang seiring waktu.

"Ingat, modal imunitas mengalami penurunan. Ini yang makin menempatkan kelompok usia anak menjadi rawan akan penularan, terlebih aktivitas sudah kembali menuju normal. Ini yang harus dipikirkan proteksinya oleh pemerintah dengan pemberian vaksinasi," urai Dicky.

Terkait perkara saat ini stok Sinovac yang menjadi vaksin khusus anak usia 6-11 tahun kosong, menurut Dicky, pemerintah tak bisa begitu saja menunggu selesainya uji klinis produksi vaksin dalam negeri yang saat ini masih berproses hingga bisa digunakan.

"Mau tidak mau yang harus diupayakan, apakah itu dalam negeri ataupun impor dari luar negeri karena urgensinya tidak ada bedanya dengan pada tahun 2021, saat awal kita mengimpor vaksin Sinovac untuk proteksi orang-orang dewasa, anak-anak pun sama," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi merespons kosongnya stok vaksin COVID-19 untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Indonesia.

Nadia mengaku, stok vaksin Sinovac yang ditetapkan sebagai vaksin anak usia 6-11 tahun sudah habis sejak beberapa bulan lalu. Kini, pemerintah masih menunggu vaksin baru produksi PT Bio Farma untuk melanjutkan vaksinasi anak 6-11 tahun tersebut.

"Kita masih menunggu produksi dalam negeri untuk bisa segera digunakan," kata Nadia dalam pesan singkat, Senin, 2 Januari.

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin vaksin COVID-19 anak 6 bulan hingga 11 tahun menggunakan Pfizer. Stok Pfizer di Indonesia juga masih dinyatakan cukup.

Namun, Kemenkes belum mengeluarkan surat keputusan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan vaksin selain jenis Sinovac kepada anak 6-11 tahun.

"Kami masih menunggu rekomendasi dari WHO dan kajian dari ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) serta IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) untuk ke depan menggunakan Pfizer pada usia di atas 6 tahun," ungkap Nadia.