Ketika <i>Lockdown</i> Dilonggarkan: 1 Juni jadi Awal Baru bagi Belanda
Dua pria bersepeda di jalanan Amsterdam, Belanda (Sebastian Le Derout/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Belanda jadi salah satu negara Eropa yang mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Keputusan tersebut diambil oleh empunya kebijakan mengingat angka penularan COVID-19 yang mulai menurun. Alhasil, sekolah-sekolah, kafe, hingga museum akan diizinkan buka kembali pada Juni mendatang.

Keputusan itu diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Selasa, 19 Mei. Ia mengatakan, opsi lockdown yang telah dilakukan sedari dua bulan lalu membuat pemerintah mulai kembali mengizinkan sekolah-sekolah buka. Rinciannya, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) buka pada 2 Juni. Sedangkan, tingkat Sekolah Dasar (SD) mulai 8 Juni.

Melansir Reuters, tak hanya sekolah-sekolah yang menjadi fokus pemerintah. PM Belanda juga mengumumkan akan membuka kembali kafe dan restoran pada 1 Juni. Namun, ada catatan. Maksimal jumlah tamu hanya 30 orang, itupun harus tetap menerapkan physical distancing, kecuali mereka yang hidup bersama atau satu rumah.

"Bagaimana pun kita tetap berpegang pada pedoman dan kita harus tetap berpegang pada aturan karena kita tahu virus dapat mewabah kembali," kata Rutte.

Selebihnya, pelonggaran lockdown juga mencatat museum-museum untuk buka kembali. Namun, tiket hanya akan dijual online untuk membatasi orang-orang yang masuk museum, supaya dapat menjaga jarak.

Izin juga diberikan untuk panti jompo yang rentan tertular COVID-19. Oleh karenanya, warga Belanda dapat kembali mengunjungi lansia di panti jompo. Tak hanya itu, saat ini transportasi umum telah melanjutkan jadwal rutin. Walau begitu, warga Belanda hanya dapat menfaatkan transportasi umum hanya untuk perjalanan penting saja.

Lantas, calon penumpang transportasi umum diharuskan menggunakan masker, jaga jarak, dan di dalam bus hanya setengah kunci saja yang dapat digunakan. Meski begitu, pusat kebugaran maupun tempat dansa akan tetap tutup bersamaan dengan acara olahraga besar yang tetap dilarang sampai waktu yang belum tentukan.

Sejauh ini Prancis telah mengonfirmasi 44.249 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 5.715 kasus meninggal dunia.