Kim Jong-un Siap Diskusi dan Konfrontasi, Gedung Putih: Sinyal Menarik
Gedung Putih menanti komunikasi langsung dengan Pyongyang. (Wikimedia Commons/Matt H. Wade)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pada Hari Minggu waktu setempat, komentar Korea Utara pekan lalu sebagai sesuatu sinyal yang menarik, kendati masih menunggu realisasinya.

Dalam komentar langsung pertamanya tentang pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Kim Jong-un pekan lalu menyatakan siap berdialog dan siap pula untuk berkonfrontasi pada Jumat pekan lalu. 

Gedung Putih mengatakan, pernyataraan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terkait kesiapan tersebut, merupakan sinyalemen menarik sambil Washington menunggu komunikasi langsung dengan Pyongyang terkait dengan denuklirisasi Semenanjung Korea. 

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Washington masih membutuhkan tanggapan langsung dan jelas dari Pyongyang yang menyatakan kesediaannya untuk melakukan pembicaraan.

"Komentarnya minggu ini kami anggap sebagai sinyal yang menarik, dan kami akan menunggu untuk melihat apakah mereka ditindaklanjuti dengan komunikasi yang lebih langsung kepada kami tentang jalur potensial ke depan," kata Sullivan, melansir Reuters Senin 21 Juni. 

"Sinyal jelas yang bisa mereka kirim adalah mengatakan, ya, ayo kita lakukan. Ayo duduk dan mulai negosiasi," sambung Sullivan.

Pernyataan Kim Jong-un datang dua hari sebelum utusan AS yang baru ditunjuk untuk Korea Utara, Sung Kim, dijadwalkan tiba di Korea Selatan pada kunjungan pertamanya sejak menduduki posisi tersebut sejak bulan lalu.

Departemen Luar Negeri AS pekan lalu menerangkan, Sung Kim akan mengadakan pembicaraan dengan pihak-pihak Korea Selatan dan Jepang, serta berdiskusi dengn pejabat Seoul lainnya salama berada di Negeri Ginseng hingga 23 Juni mendatang.

Untuk diketahui, Korea Utara mengecam Amerika Serikat dan sekutunya, Korea Selatan, bulan lalu, dengan mengatakan komentar Washington tentang kebijakan Pyongyang adalah bukti dari pendekatan bermusuhan yang membutuhkan tanggapan yang sesuai dari negara tersebut.