JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan telah mencabut sekitar 1700 produk meliputi 378 perusahaan dari sertifikasi kelayakan akibat menyerahkan catatan pengujian yang palsu. Produk tersebut meliputi peralatan komunikasi milik Huawei dan Samsung.
Dirangkum dari The Register, Minggu 20 Juni, di bawah Undang-Undang gelombang radio Korea Selatan, peralatan komunikasi perlu menjalani penilaian kesesuaian yang memeriksa dampaknya terhadap peralatan lain dan tubuh manusia, untuk memproduksi, menjual, atau mengimpornya. Tidak hanya itu, peralatan tersebut juga harus diuji apakah memiliki radiasi tinggi yang dapat membahayakan konsumen.
Melalui Kementerian Sains dan TIK, peralatan tersebut akan ditarik dari saluran distribusi dan perusahaan juga akan dilarang menerima penilaian kesesuaian baru untuk peralatan tersebut selama satu tahun.
Pembatalan tersebut menandai yang pertama bagi kementerian dan terjadi setelah penyelidikan tahun lalu, di mana mereka juga pernah mendeteksi catatan uji coba yang dipalsukan.
Sementara itu, kementerian juga menyatakan perusahaan teknologi tersebut telah menyerahkan laporan pengujian yang tampaknya dikeluarkan oleh kantor yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yakni organisasi pengujian dan sertifikasi global Bay Area Compliance Laboratories (BACL) tetapi pada kenyataannya, hasil tes itu muncul dari kantornya di China.
BACA JUGA:
Diketahui, Korea Selatan memang mengakui atau bekerjasama dengan hasil tes dari BACL yang berbasis di AS, bukan yang berada di China.
Namun, para perusahaan berpendapat bahwa mereka tidak terlibat dalam proses pembuatan catatan uji coba, peralatan itu masih dapat dibatalkan terlepas dari niat mereka di bawah undang-undang gelombang radio.
Pembuat kamera TV yakni China Hangzhou Hikvision Digital Tech Co adalah pelanggar teratas dengan catatan palsu pada 224 peralatan, diikuti oleh pembuat drone China SZ DJI Technology Co yang memiliki 145 produk dan Huawei sebanyak 136 produk.
Sedangkan Samsung Electronics menempati posisi 10 dengan 23 catatan palsu produk seperti speaker nirkabel, Cisco memiliki setengah lusin telepon nirkabel, dan vendor perangkat keras gim Razer memiliki 32 produk, di antaranya laptop dan headset.
Perlu diingat, tindakan kementerian Korea Selatan itu tidak mencerminkan permusuhan apa pun terhadap China atau keraguan tentang operasi BACL di China. Sebaliknya, pencabutan tampaknya menuntut bahwa tes ini perlu dilakukan di negara yang dicakup oleh perjanjian internasional, dan China bukan salah satu dari negara-negara itu.