Wisatawan Asal New York Ditangkap Setelah Mengunggah Foto Liburan di Hawaii
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang turis asal New York ditangkap pihak berwenang setelah ketahuan keluyuran di Hawaii lewat unggahan fotonya di Instagram. Ia terbukti melanggar peraturan wajib isolasi diri selama 14 hari saat memasuki Hawaii selama pandemi COVID-19.

Menurut pernyataan resmi Kantor Gubernur Hawaii yang dikutip CNN, pria berusia 23 tahun itu ditangkap karena melanggar peraturan karantina 14 hari sebelum masuk Hawaii dan melakukan pemalsuan kepada otoritas. 

Menurut keterangan itu, diketahui tersangka tiba di O'ahu pada Senin, 11 Mei. Tanpa pikir panjang, ia mengunggah banyak foto dirinya di pantai lewat Instagram saat itu juga. Dia diduga menggunakan transportasi umum untuk sampai ke banyak tempat yang ia pamerkan di postingan tersebut. 

"Pihak berwenang mengetahui postingan dirinya ketika banyak warganet mengetahui unggahan dirinya di pantai dengan membawa papan selancar, berjemur dan berjalan di sekitar Waikiki pada malam hari," tertulis pada pernyataan otoritas. Sementara belum diketahui informasi dari pihak tersangka.

Diketahui, otoritas Hawaii mencatat sampai sekarang sudah ada 638 kasus virus corona baru dengan 17 kematian. Oleh karena itu negara mewajibkan wisatawan melakukan karantina diri selama 14 hari tanpa meninggalkan tempat tinggal mereka untuk menekan penyebaran virus.

Selain itu, para pendatang juga wajib mengisi surat pernyataan yang menyepakati bahwa melanggar karantina merupakan tindak pidana yang harus dihukum dengan denda 5.000 dolar AS dan sampai satu tahun penjara. 

Negara itu telah memperpanjang wajib karantina sampai akhir Juni, kata Gubernur David Ige ketika diwawancara wartawan. Selama penerapan aturan tersebut, banyak pendatang telah ditangkap karena melanggar aturan, termasuk pasangan baru menikah yang sedang bulan madu.

"Kami tak ubahnya seperti Amerika Serikat, masih menghadapi tantangan pandemi ini," kata Walikota Honolulu Kirk Caldwell kepada CNN. "Tapi sekarang, kita melihat bepergian sebagai penyebaran virus, dan kita lebih suka orang tidak datang sampai keadaan sudah aman," pungkasnya.